Janda Cantik Penjual Nasi Bakar Bikin Dadaku Gemetar, Deg Der Ser

28 Januari 2021 20:50

GenPI.co - Hari ini cuaca Jakarta sangat panas sekali. Matahari terasa sangat dekat dengan Bumi. Pendingin di ruang kuliah juga mati. Lengkap sudah penderitaan hari ini. 

Suasana ruangan yang tak mendukung, membuat kelasku cepat selesai. Aku pun langsung pulang ke rumah. 

Sesampainya di rumah, aku ingin langsung mandi dan tidur di kamarku yang dingin. Namun, harapanku itu hanya tinggal harapan. 

BACA JUGAPiscok Si Janda Kembang Buat Aku Mabuk Kepayang

"Eh anakku yang paling ganteng, hari ini ibu nggak masak. Jadi, berhubung ibu pengin nasi bakar, tolong beliin ya, buat kamu juga," kata ibuku. 

Tentu aku tak bisa menolak permintaan perempuan paling cantik di dunia versiku. Setiap orang pasti punya versi cantiknya sendiri, tapi aku tak peduli. 

Aku pun kembali ke luar untuk mencari nasi bakar. Tak jauh dari rumah memang ada orang yang menjajakan nasi bakar di atas motor. 

"Mbak, beli nasi bakar ayam satu, sama nasi bakar ati satu," kataku. 

Penjual yang semula menggunakan masker, tiba-tiba melepas maskernya. Tak aku sangka, wajah penjual nasi bakar itu sangat cantik sekali. 

"Maaf mas, nasi bakar atinya habis, tinggal yang ayam. Gimana?" tanyanya. 

"Yaudah yang ayam aja mbak," jawabku. 

Setelah membayar, aku pun langsung bergegas pulang. Aku tak ingin membuat ibu menungguku terlalu lama. 

Entah kenapa, pikiranku selalu tertuju pada wajah cantik mulus penjual nasi bakar itu. Aku pun mulai berpikir bagaimana cara untuk mendekatinya. 

"Hanya ada satu cara, beli nasi bakar setiap hari," kataku dalam hati. 

Aku pun mulai sering membeli nasi bakar padanya. Nasi bakar dan wajah manisnya bisa menjadi semangatku setiap hari. 

Setelah beberapa hari membeli nasi bakar, aku memberanikan diri untuk mengajaknya kenalan. Sungguh, aku merasa sangat deg-degan. 

"Mbak nggak mau kenalan sama pelanggan?" tanyaku. 

"Baru berani ngajak kenalan? Namaku Sinta," jawabnya. 

"Sudah lama, tapi waktunya baru pas. Aku Ryan," kataku sambil tersenyum. 

Sejak perkenalan itu, hubungan kami mulai dekat. Bahkan, kami sudah mulai bertukar kabar melalui aplikasi pengirim pesan. 

Bahkan, dia sudah bercerita bagaimana sang suami meninggalkannya saat dia hamil anak kedua. Entah kenapa, aku merasa sangat dekat dengan Sinta. 

Ya, Sinta adalah janda beranak dua. Suaminya pergi meninggalkannya dua tahun lalu. 

Suatu hari, Sinta tak ada kabar. Dia juga tidak ada di tempat biasa dia berjualan nasi bakar. 

Merasa khawatir, aku pun langsung mengunjungi rumahnya. Sesampainya di sana, aku menemukan Sinta tergeletak lemas. 

Dia pingsan di lantai. Aku pun langsung membawanya ke rumah sakit. 

"Aku di mana?" kata Sinta. 

"Kamu di rumah sakit. Jangan banyak gerak," jawabku. 

Tubuhnya yang kecil tiba-tiba memelukku erat. Tangisnya pecah di pelukanku. 

Aku membiarkannya menangis. Hal itu akan membuatnya merasa lega. 

Setelah tangisnya reda, tiba-tiba Sinta mencium bibirku. Aku tak tahu apa yang dia pikirkan, tapi yang aku tahu, aku membalas ciumannya. 

Setelah kejadian di rumah sakit itu, aku baru tahu bahwa suaminya datang ke rumahnya. Suaminya tersebut meminta uang yang cukup besar pada Sinta. 

Merasa terancam, Sinta akhirnya memberikan uang yang diinginkan suaminya. Sinta rela asalkan suaminya tak mengganggunya lagi. 

"Aku sudah menganggapnya meninggal dan kini, aku ingin hidup bersamamu," kata Sinta. 

BACA JUGAGegara Mobil Tamiya, Suamiku Jadi Terpincut Janda

Mendengar hal itu, badanku langsung gemeteran. Pikiranku ke mana-mana, aku tak tahu harus menjawab apa. 

"Aku mencintaimu, tapi aku masih kuliah, aku belum bisa menghidupimu," jawabku. 

"Kamu tak perlu menghidupiku, karena bersamamu aku ingin hidup," jawabnya. 

Kata-kata Sinta itu membuatku bahagia. Kini, aku sudah memutuskan, cintaku jatuh pada janda penjual nasi bakar dan aku ingin hidup dengannya.(*) 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid Reporter: Andi Ristanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co