Bun, Bahaya Sering Memarahi Anak Setiap Hari, Lihat Akibatnya...

29 Januari 2021 19:45

GenPI.co - Catatan untuk para orang tua, jangan sering-sering marahi anak. Hal itu membuat psikisnya sakit. 

Apalagi, kalau memarahi anak dengan berujung tindakan fisik seperti mencubit, memukul, atau menendang.

BACA JUGA: Mom, Bercandaan Seperti ini Bisa Merusak Mental Anak

Anak melakukan kesalahan adalah hal yang wajar. Boleh saja memarahinya, akan tetapi dengan cara yang bijaksana seperti sambil memberikan pengajaran.

Bunda harus tahu, sering memarahi anak hingga melakukan tindak kekerasan bisa berdampak pada psikisnya.

1. Memiliki kepribadian yang tertutup

Anak yang terbiasa menjadi sasaran kemarahan orang tua bisa menjadi pribadi yang lebih tertutup. 

Dia mungkin memikirkan banyak hal ajaib di kepalanya, tetapi anak enggan untuk bercerita dan lebih memilih memendamnya sendiri karena ia takut disalahkan.  

Maka, jangan heran jika melihat buah hati cenderung menarik diri dari lingkungannya dan menjadi anak yang anti sosial.

2. Kepercayaan diri anak menurun

Buah hati cenderung tumbuh menjadi anak yang penakut? Bisa jadi salah satu penyebabnya adalah kemarahan orangtua yang tak kunjung berakhir setiap harinya. 

Mungkin dia merasa pendapatnya selama ini kurang dihargai karena selalu salah di mata orangtuanya. 

Akan muncul rasa minder pada dirinya, sehingga kurangnya keinginan anak untuk berinisiatif melakukan sesuatu karena selalu takut melakukan kesalahan, terutama pada saat ingin mencoba hal-hal baru dalam hidup. 

BACA JUGA: Rangkaian Nama Bayi Laki-laki yang Artinya Anak Berakhlak Mulia

3. Menurunnya prestasi belajar 

Prestasi anak menurun? Jangan langsung men-judge si kecil malas belajar, bund. 

Coba tanyakan kembali padanya apakah dia merasa keberatan dengan berbagai tuntutan prestasi yang dibebankan padanya? 

Ketidakpercayaan diri, suasana hati yang selalu murung serta stres yang dia rasakan,  membuatnya sulit berkonsentrasi.  

4. Depresi

Ketika anak selalu merasa dimarahi dan disalahkan oleh orang tuanya, dia cenderung menyimpan kesedihannya sendiri. 

Anak akan merasa stres dan memiliki tingkat kecemasan berlebih, sehingga dia mudah panik. 

Si kecil merasa orangtua yang seharusnya menjadi sosok pembimbing, dapat mengayomi dan menjadi sahabat baginya. 

Baik dalam keadaan senang, maupun ketika dunia sedang tidak bersahabat dengannya. 

Namun saat yang didapatkan anak justru sebaliknya, dia akan merasa tidak dicintai. Sehingga, sangat sulit baginya untuk menjalani hidup.

5. Anak cenderung menjadi pemarah 

Jika sang buah hati memiliki kepribadian yang mudah marah, jangan langsung menghakiminya, karena setiap anak itu spesial.

Cobalah introspeksi diri, jangan-jangan karakter tersebut terbentuk karena rantai amarah yang belum putus.

6. Kepercayaan pada orangtua berkurang 

Terlalu sering dimarahi membuat anak malas untuk mendengar hal-hal yang diucapkan orang tuanya, sekalipun itu adalah hal yang baik. 

Hal tersebut terjadi karena kepercayaannya pada orangtuanya telah berkurang.  Anak merasa tidak nyaman saat diajak bicara oleh orangtuanya sendiri. (*)
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co