Nasib Ondel-ondel di Tangan Pengamen Cilik

01 April 2019 09:16

GenPI.co - Tidak semua pengamen ondel-ondel berfokus pada nilai budaya. Beberapa pengamen ondel-ondel justru mengakui bahwa tujuan mereka mengamen dengan ondel-ondel adalah mencari keuntungan ekonomi.

Ditemui di kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat, pasangan Azwar dan Lastri mengakui bahwa mereka menjadikan ondel-ondel sebagai alat untuk mengamen, dengan tujuan untuk mendapatkan rupiah sebagai bekal hidup mereka setiap hari.

Terlihat memang dari apa yang mereka tampilkan, berbeda dengan arakan ondel-ondel yang dilakoni Oki dan kawan-kawan.  Jika Oki menyajikan tarian ondel-ondel dengan iringan alat musik lengkap, Azwar dan Lastri hanya menggunakan pengeras suara dan lagu “kicir-kicir” yang diputar dari alat pemutar kaset.

Persamaannya dengan ondel-ondel yang diarak oleh Oki, pasangan suami istri ini juga menyusuri permukiman warga. Azwar berperan menggerakkan badan ondel-ondel. Sedangkan sang istri berperan memungut sumbangan sukarela dari warga. Lastri menggunakan ember bekas cat untuk menampung receh demi receh yang dia dapat. 

"Awalnya sih coba-coba, tapi sekarang keterusan. Kadang bertiga sama teman," ungkap Azwar, pekan lalu.

Profesi ini dilakukan Azwar setelah dua tahun ke belakang kontrak kerjanya sebagai office boy di salah satu perusahaan di Jakarta berakhir. Sebetulnya sudah beberapa kali melamar ke perusahaan lain, tapi nasibnya belum mujur.

Hingga pada akhirnya Azwar nekat mengambil alih profesi ngamen untuk mencukupi kebutuhan hidup anak dan istrinya. Dia mengakui penghasilan yang didapat dari ondel-ondel terbilang lumayan.

“Kalau lagi rame kita dapat Rp200 sampai Rp250 ribu. Itu juga nanti dipotong biaya sewa dan ongkos transportasi,” ungkapnya.

Cerita Azwar tak jauh berbeda Okta. Warga Bekasi ini manfaatkan ondel-ondel untuk mencari keuntungan. Okta harus rela menjual motornya untuk membeli sepasang ondel-ondel untuk mengamen.

“Saya ngamen bisa cukup menghidupkan keluarga kecil saya. Dengan modal awal menjual satu motor untuk membeli ndel-ondel seharga Rp 2,5 juta," ujarnya saat ditemui di Jalan Bulak Tinggi, Bekasi, Rabu (27/03).

Profesinya pun sekarang diikuti oleh beberapa kelompok anak jalanan dan menjadi anak buahnya. “Pendapatan anak buah saya satu harinya Rp 500 ribu, setoran ke saya Rp 80 ribu, dan sisanya dibagi rata,” katanya.

Okta pun menceritakan pengalaman anak buahnya saat mengamen ondel-ondel. “Anak buah saya lagi ngarak keliling, tiba-tiba bertemu dengan pengamen ondel-ondel lain di jalan terus di palak dan uang hasil ngamen dirampas," terangnya.

Ondel-ondel milik Okta ini biasa mengamen di sekitar Bekasi yakni Galaxi atau Puri Gading. Biasa di mainkan lima orang dengan gerobak kecil diiringi musik rekaman.  Menurutnya tujuan dari kegiatan tersebut supaya budaya Betawi tidak punah, memperkenalkan ke masyarakat sekitar, dari mulai anak kecil sampai yang dewasa jadi tahu.

 

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya Reporter: Anggi Agustiani

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co