Harapan Penyandang Disabilitas untuk Lebih Diperhatikan

12 April 2019 03:32

GenPI.co  - Anastasya Aleta  namanya. Seorang penyandang disabilitas. Gadis 17 tahun itu menderita penyakit autoimun sehingga membuatnya tidak dapat berjalan normal.  Kursi Roda pun menjadi pilihannya.

Aleta  punya harapan. Pemerintah membangun infrastruktur dengan tidak melupakan penyandang disabilitas. Infrastruktur yang mendukung kenyamanan dan keleluasaan beraktivitas bagi mereka yang berkebutuhan khusus.

Baca juga: KPPPA Gelar Lomba Menulis untul Anak Penyandang Disabilitas 

Tinggal di Bogor, Aleta mengaku belum ada keberpihakan kepada mereka. Ia terpaksa menjalani pendidikan nonformal homeschooling untuk dapat mengenyam pendidikan. Padahal awalnya dia ingin bersekolah di sekolah reguler. Jalanan yang harus dilaluinya ke sekolah, ujar dia, tidak nyaman bagi pengguna kursi roda. Demikian pula fasilitas pendidikan reguler yang ada.

"Tadinya aku mau masuk sekolah reguler cuma fasilitasnya kurang ada untuk kita, misalnya tangga, jadi kita harus naik ke atas dan pihak sekolah nggak mau memindahkan kelas ke bawah. Jalanan juga nggak bisa dilewati kursi roda seperti jalan yang berlobang, jalan nggak rata," ujar Aleta saat ditemui di sela-sela konferensi pers lomba menulis Suara penyandang Disabilitas, Kamis (11/4).

Aleta meminta agar masyarakat tidak memandang sebelah mata para penyandang disabilitas. "Harapan aku supaya penyandang disabilitas anak-anak supaya suaranya tidak dilupakan. Juga supaya kita bisa dapat kesempatan yang sama dengan anak-anak lain," tutur Aleta.

Terkait lomba menulis Suara Anak Penyandang Disabilitas, Aleta memberi apresiasi. Kegiatan tersbut menurutnya menjadi wadah bagi anak-anak penyandang disabilitas untuk menyampaikan pendapat dan pemikiran serta berekspresi dan berkreasi.

"Aku waktu pertama kali dengar ini langsung senang banget karena ini pertama kalinya aku merasa diapresiasi. Karena kadang kita sebagai penyandang disabilitas suka dilupakan, jadi aku senang banget ada acara ini," tuturnya.

Kegiatan Suara Anak Penyandang Disabilitas berbentuk lomba menulis dengan peserta anak-anak penyandang disabilitas terbagi dalam lima kategori, yakni disabilitas fisik, disabilitas intelektual, disabilitas mental, disabilitas sensorik dan disabilitas ganda/multi dengan usia maksimal 18 tahun dan khusus penyandang diabilitas intelektual bisa sampai usia maksimal 25 tahun.

Materi yang ditulis berkisar tentang pendidikan atau pelatihan, olahraga, seni, pariwisata, transportasi, kesehatan dan ruang bermain. Peserta dapat menceritakan apa yang mereka alami dan harapan yang mereka inginkan di masyarakat dengan maksimum tulisan 750 kata.

Naskah tersebut dapat dikumpulkan mulai 8 April 2019 hingga 8 Juni 2019 melalui surat elektronik (email) ke suaraanakdisabilitas@gmail.com.(ANT)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co