Taman Bacaan Pelangi, Hidupkan Budaya Literasi untuk Anak-anak Indonesia Timur

15 April 2019 09:01

GenPI.co – Hak untuk membaca harus dimiliki oleh setiap anak, tak terkecuali mereka yang ada di wilayah Indonesia Timur. Saat ini fasilitas perpustakaan ramah anak pun sudah mulai dikembangkan, salah satu yang paling populer adalah Taman Bacaan Pelangi (TBP).

Sejak tahun 2009, Taman Bacaan Pelangi berperan besar dalam memberikan akses buku-buku bacaan untuk anak-anak di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Awal berdirinya perpustakan ramah anak ini dimulai dari kegelisahan sang pendiri, yakni Nila Tanzil terhadap minimnya akses buku bacaan di kawasan Labuan Bajo, Flores NTT.

Baca juga: Tak Sekadar Tempat Baca, Perpustakaan di RPTRA Ini Bikin Program Seru Untuk Anak-anak 

“Waktu itu aku melihat sebuah perkampungan kecil yang hampir tidak memiliki sebuah perpustakaan di sekolahan. Akses terhadap buku bacaan pun sangat minim. Disitu mataku terbuka dan kebayang anak-anak tinggal di kampung itu gak pernah ngerasain the joy of reading so I thought maybe I get do something,” ungkap Nila saat berbincang dengan GenPI.co beberapa waktu lalu.

Berdiri pertama kali pada November 2009 di Flores, TBP pun mendapat animo yang luar biasa dari anak-anak setempat. "Begitu hari pertama dibuka, semua anak dateng dan pas ngeliat buku-buku yang ada di rak buku, mereka sangat antusias untuk membaca," imbuhnya.

Taman Bacaan Pelangi di Sumba, NTT. (Foto: Instagram/@nilatanzil)

Wanita lulusan Master of Arts in European Communication Studies, Universiteit van Amsterdam, Belanda ini menjelaskan buku-buku yang terdapat di perpustakaan TBP sebagian besar merupakan buku cerita anak. Kurang lebih ada 1.250-3.000 buku cerita di masing-masing perpustakaan.

Seiring berjalannya waktu, kini TBP sudah tersebar lebih dari 100 titik di 15 pulau di Indonesia Timur, antara lain Flores (Pulau Rinca, Pulau Messah, Pulau Komodo, dan pulau-pulau kecil sekitarnya), Sulawesi, Lombok, Sumbawa, Timor, Alor, Banda Neira (Kepulauan Banda, Maluku), Bacan (Halmahera Selatan), dan Papua.

Nila bersama tim kini tetap giat untuk memberikan pelayanan terbaik bagi anak-anak di pelosok negeri dalam upaya mencerdaskan anak bangsa. Melalui Taman BacaanPelangi, Nila berharap, semua anak di Indonesia mendapatkan akses buku bacaan yang berkualitas. “Selain itu, saat ini lebih dari 1.000 guru sudah mendapatkan pelatihan tentang sistem pengelolaan perpustakaan ramah anak dan program literasi anak," lanjutnya.

Pendirian perpustakaan ramah anak ini terwujud karena melihat fakta bahwa ketersediaan fasilitas ruang baca di daerah pelosok masih sangat minim. Menurut sebuah survey, dari 170 ribu lebih sekolah dasar di Indonesia, hanya 45,9% diantaranya yang memiliki perpustakaan.

Hal ini tentunya berpengaruh terhadap skor PISA (Program for International Student Assessment) siswa-siswi Indonesia dalam hal membaca yang berada di peringkat 64 dari 70 negara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co