Di Era Digital, Apa yang Dicari Orang di Toko Buku?

15 April 2019 09:03

GenPI.co – Beberapa tahun lalu, posisi toko buku pernah menjadi primadona bagi kalangan pelajar dan pecinta buku. Dari judul buku satu ke yang lain, mereka rela berdiri berlama-lama hanya untuk membaca isi bab pertama. Tak sedikit kalangan pembaca yang tak sabar menantikan judul novel terbaru yang akan rilis di toko buku tersebut. Tempat ini hampir tak pernah sepi dikunjungi.

Masa keemasan toko buku itu pun berangsur luruh seiring dengan masuknya era digital. Masa di mana teknologi gadget mengambil alih dan membuat segala sesuatunya lebih praktis. Toko buku pun mulai ditinggalkan oleh pembaca setia. Seperti yang terlihat di kios buku bekas di kawasan Blok M Square, Jakarta Selatan. Pengunjung di deretan kios ini pun hampir bisa dihitung jari.

“Menurun sih dari tahun ke tahun peminat buku ini juga gak banyak sekarang semua serba di gadget. Kebanyakan ke sini mahasiswa, tapi kalau anak SMP/SMA paling dia kesini kalau mau masuk sekolah aja,” ujar Afni, pemilik toko ‘Dunia Pecinta Buku’ itu kepada GenPI.co, Selasa (9/4).

Baca juga: Ikuti Arus Digital, Penjual Buku Blok M Beralih ke Online

Di kios miliknya yang sudah beroperasi 7 tahun, Afni menjual buku-buku spesialis sejarah dan koleksi langka. Menurutnya untuk buku jenis ini, cenderung hanya kalangan tertentu seperti mahasiswa sejarah dan praktisi ilmiah. “Koleksi disini buku lama yang sudah gak terbit lagi, jadi rata-rata yang minat umur 30 keatas sih,” imbuhnya.

Pantauan GenPI.co di beberapa kios, hanya terdapat beberapa pengunjung yang sibuk melihat-lihat buku. Berlina salah satu pengunjung, ia selalu mengajak sang buah hati untuk mencari buku-buku bacaan di toko buku. Hal ini ia terapkan agar sang anak bisa dengan leluasa mempelajari satu demi satu buku yang akan dipilihnya.

“Saya sarankan anak saya kalau mau mencari buku harus ditoko buku, gak boleh online. Dari dia kecil saya sudah ajak dia dan kakaknya ke toko buku kaya Gramedia,” ucap Berlina.

Untuk buku bacaan, ia membebaskan sang anak untuk membaca jenis buku apapun. Mulai dari buku pelajaran hingga komik. Kebiasaan membaca itupun ia tularkan ke anak dan suaminya. Menurutnya budaya baca mampu menjadikan pengetahuan anak lebih luas, disamping mereka lebih interaktif dan ilmu bertambah. Dalam sehari minimal 2 jam ia dan keluarga selalu sempatkan untuk membaca.

Hingga sekarang koleksi buku di rak rumahnya telah menumpuk. Semuanya berisi buku-buku yang ia koleksi dari puluhan tahun yang lalu. Ia selalu rajin untuk mengajak keluarganya pergi ke toko buku setiap seminggu sekali untuk meng-upgrade koleksi buku-buku.

Sementara itu, menurut Zulkarnaen salah satu pengunjung dari Medan, ia selalu menyempatkan menyambangi toko buku jika sedang dinas ke Jakarta. Laki-laki paruh baya tersebut memang memiliki hobi membaca buku sejak kecil. Bahkan rak buku dirumahnya telah dipenuhi lebih dari 2 ribu judul buku, mulai buku motivasi hingga literatur ekonomi dan bisnis.

“Karena saya background-nya di ekonomi jadi buku memang banyak tentang itu. Ya minimal baca buku 2-3 jam dan kalau tidak baca buku, minimal baca koranlah karena informasi harus di dapet,” tandasnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co