Aparat Militer AS Mundur dari Afghanistan, Dunia Dibuat Melongo

26 April 2021 21:03

GenPI.co - Komandan pasukan militer asing Amerika Serikat di Afghanistan mengatakan rencana penarikan pasukan asing dari negara itu telah dimulai.

Pengumuman itu dilakukan sejak sekitar dua minggu setelah Presiden AS Joe Biden menegaskan pihaknya dan semua pasukan AS akan pergi pada 11 September 2021 mendatang.

BACA JUGA: Mencekam, 100 Warga Ethiopia Tewas Disiksa Habis, Dunia Bergetar

Jenderal Angkatan Darat AS Scott Miller menyatakan bahwa pangkalan militer asing akan secara bertahap diserahkan kepada pasukan Afghanistan.

“Semua pasukan kami sekarang bersiap untuk mundur. Secara resmi tanggal pemberitahuan adalah 1 Mei, tetapi pada saat yang sama ketika kami mulai mengambil tindakan lokal, kami telah memulainya,” kata Miller dalam pernyataannya, seperti dilansir dari Reuters, Senin (26/4/2021).

Lebih lanjut, menurut dia, saat pihaknya mundur ke nol pasukan AS, mereka akan menyerahkan pangkalan (militer) terutama kepada Kementerian Pertahanan (Afghanistan) dan pasukan Afghanistan lainnya.

Sebelumnya, Biden telah menyusun rencananya untuk menarik sekitar 2.500 tentara AS yang tersisa dari Afghanistan pada 11 September, peringatan 20 tahun serangan 9/11 di New York City dan Washington, DC.
 
"Saya sekarang adalah presiden Amerika keempat yang memimpin kehadiran pasukan Amerika di Afghanistan," kata Biden dalam keterangannya kala itu.

Namun demikian, presiden AS menunda tenggat waktu 1 Mei untuk penarikan pasukan AS yang dicapai oleh pendahulunya, Donald Trump, dan Taliban selama negosiasi tahun lalu.

Setelah pengumuman Biden, Taliban mengulangi seruannya agar semua pasukan asing meninggalkan Afghanistan pada 1 Mei, tanggal yang ditetapkan dalam apa yang disebut perjanjian Doha kelompok itu dengan pemerintahan Trump.

"Imarah Islam Afghanistan berusaha menarik semua pasukan asing dari tanah air kami pada tanggal yang ditentukan dalam Perjanjian Doha," tulis juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid di Twitter.

Dia menambahkan, jika perjanjian dilanggar dan pasukan asing gagal keluar dari negara pada tanggal yang ditentukan, masalah pasti akan bertambah dan mereka yang gagal mematuhi perjanjian akan dimintai pertanggungjawaban.

Sementara, beberapa pengamat telah menyuarakan keprihatinan bahwa Afghanistan dapat melihat peningkatan kekerasan seputar penarikan itu, dan mendesak Taliban yang memerintah negara itu dari tahun 1996 hingga 2001 untuk tetap berkomitmen pada penyelesaian damai yang dinegosiasikan.

Selain itu, para menteri luar negeri Afghanistan, Turki dan Pakistan minggu ini mendesak Taliban Afghanistan untuk berkomitmen kembali untuk mencapai kesepakatan damai yang dinegosiasikan.

BACA JUGA: Situasi di Tigray Ethiopia Mencekam, Perang Besar di Mana-mana

Sedangkan, para menteri luar negeri dalam pernyataan bersama menggarisbawahi 'kebutuhan mendesak untuk gencatan senjata segera' untuk mengakhiri kekerasan dan memberikan suasana yang kondusif untuk pembicaraan damai.

Mereka juga meminta semua pihak, khususnya Taliban untuk menegaskan kembali komitmen mereka untuk mencapai penyelesaian negosiasi inklusif yang mengarah ke perdamaian abadi di Afghanistan yang diinginkan oleh rakyat Afghanistan, kawasan dan komunitas internasional.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co