GenPI.co - Badan PBB UNICEF melaporkan sejak Desember 2020, sekitar 730 warga Nigeria telah diculik, kemudian disiksa hingga meninggal dunia.
Terbaru, dilaporkan dua siswa tewas setelah diculik bersama lainnya pekan lalu oleh orang-orang bersenjata di barat laut Nigeria.
BACA JUGA: India Limbung, Gambarannya Bak Neraka
Pembunuhan di negara bagian Kaduna oleh penjahat itu yang dikenal secara lokal sebagai 'bandit' dan menandai peningkatan penculikan massal siswa yang melanda Nigeria barat laut dan tengah.
"Badan keamanan baru saja melaporkan kepada Pemerintah Negara Bagian Kaduna pemulihan dua mayat lagi mahasiswa Universitas Greenfield, yang dibunuh oleh bandit bersenjata," kata komisaris negara bagian Samuel Aruwan dalam keterangannya, seperti dilansir dari AFP, Rabu (28/4/2021).
Menurutnya, orang-orang bersenjata menyerang Universitas swasta Greenfield Selasa lalu dalam serangan kelima yang diketahui di sekolah atau perguruan tinggi sejak Desember.
Seorang anggota staf sekolah juga dilaporkan tewas dalam serangan itu dan mayat tiga siswa kemudian ditemukan di desa terdekat.
Dua staf universitas mengatakan bahwa 20 mahasiswa bersama dengan tiga staf non-akademik telah diculik tetapi pejabat negara tidak dapat mengkonfirmasi jumlah tersebut.
Sementara itu, seorang juru bicara universitas tidak segera menanggapi panggilan dan pesan yang meminta komentar.
Presiden Muhammadu Buhari turut mengutuk pembunuhan tersebut yang terjadi beberapa hari lalu dalam sebuah pernyataan.
"Bandit, penculikan dan politik pembunuhan akan diperangi dengan semua sumber daya yang tersedia untuk negara kita," tegas Buhari.
Penculik telah meningkatkan serangan dalam beberapa bulan terakhir dengan harapan bisa menekan pejabat untuk pembayaran uang tebusan. Tetapi otoritas lokal telah berjanji untuk tidak membayar mereka.
"Kami tidak akan memberi mereka uang dan mereka tidak akan mendapat untung dari Kaduna," terang Gubernur Nasir Ahmad El-Rufai.
BACA JUGA: Kematian di Mana-Mana, India Jadi Lautan Mayat, Warga Merana
Sekolah yang menjadi sasaran di Nigeria biasanya berada di daerah terpencil di mana siswanya tinggal di asrama dengan hanya penjaga keamanan, membuat mereka lebih mudah menjadi sasaran.
Dengan terjadi penculikan massal baru-baru ini telah mendorong enam negara bagian utara untuk menutup sekolah umum untuk mencegah serangan lebih lanjut.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News