GenPI.co - Robert Francis Prevost mencetak sejarah sebagai Paus pertama dari Amerika Serikat, Kamis (8/5).
Namun, bagi banyak orang di Peru, dia tidak hanya tokoh religius global, tetapi juga sosok pahlawan yang pernah berjalan di tengah lumpur demi membantu warga terdampak banjir.
Di Peru, Prevost dikenal sebagai misionaris yang tidak ragu turun tangan langsung.
Dia membantu warga saat banjir, membawa bantuan, dan memperbaiki truk rusak agar bantuan bisa sampai ke tujuan.
Semasa pandemi covid-19, dia juga memimpin inisiatif pembelian dua pabrik oksigen yang menyelamatkan banyak nyawa.
"Dia bekerja keras mencari bantuan, bahkan berhasil menyediakan cukup dana untuk dua pabrik oksigen," kata Janinna Sesa dari lembaga kemanusiaan Caritas, dilansir AP News.
Perjalanan Prevost di Gereja Katolik sudah lama mendapat perhatian Paus Fransiskus.
Pada 2023, dia dipanggil ke Vatikan untuk menjabat sebagai kepala kantor penting yang bertugas memilih para uskup di seluruh dunia.
Kini, pada usia 69 tahun, Prevost resmi terpilih sebagai Paus Leo XIV.
Dalam pidato perdananya sebagai Paus di Lapangan Santo Petrus, dia tidak berbicara dalam bahasa Inggris, tetapi dalam bahasa Italia dan Spanyol.
Dia menyampaikan seruan agar Gereja menjadi komunitas misionaris yang terbuka, penuh kasih, dan siap menjalin dialog.
"Gereja harus menjadi jembatan untuk menyambut siapa pun yang membutuhkan kasih, kehadiran, dan perhatian kita," katanya.
Prevost bukan tokoh baru dalam kepemimpinan Gereja.
Dia pernah dua kali menjabat sebagai pemimpin tertinggi Ordo Augustinian, ordo religius yang didirikan sejak abad ke-13.
Pengalaman, dedikasi, dan keterlibatannya di akar rumput inilah yang menjadikan Robert Prevost menonjol dalam pemilihan Paus kali ini. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News