GenPI.co - Orang-orang bersenjata telah menyerangan dengan menewaskan sedikitnya 132 orang di utara Burkina Faso yang bergejolak.
Sekjen PBB mengutuk 'serangan keji' dan meminta negara-negara untuk meningkatkan perang melawan 'ekstremisme kekerasan'.
Para penyerang menyerang pada hari Jumat (4/6/2021) lalu, yang menewaskan penduduk desa Solhan di provinsi Yagha berbatasan dengan Niger.
Para korban termasuk tujuh anak-anak.
"40 warga lainnya juga terluka," kata juru bicara pemerintah Ousseni Tamboura dalam keterangannya, seperti dilansir dari Aljazeera, Senin (7/6/2021).
Sementara, Presiden Roch Marc Christian Kabore menyebut pembunuhan itu 'barbar' dan mengatakan orang-orang Burkinabe harus tetap bersatu dan solid melawan kekuatan yang tidak jelas ini.
Hingga kini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab sejauh ini.
Serangan semalam adalah yang paling mematikan yang tercatat dalam beberapa tahun di Burkina Faso.
Diketahui, sejak 2015, negara Afrika Barat itu telah berjuang untuk melawan serangan yang semakin sering dan mematikan dari kelompok-kelompok yang terkait dengan al-Qaeda dan baru-baru ini dengan ISIL (ISIS).
Serangan pertama dimulai di utara dekat perbatasan Mali, tetapi sejak itu menyebar ke wilayah lain, terutama di timur, menyebabkan salah satu krisis kemanusiaan paling akut di dunia.
Sekitar 1,2 juta orang di Burkina Faso terpaksa meninggalkan rumah mereka karena konflik yang berlangsung lama, ketika kelompok-kelompok bersenjata meningkatkan serangan terhadap tentara dan warga sipil meskipun ada ribuan tentara Prancis dan pasukan internasional dan regional lainnya di Sahel.
Selain itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan dia 'marah' dengan pembunuhan di Burkina Faso dan menawarkan negara itu 'dukungan penuh'.
Guterres mengutuk keras serangan keji dan menggarisbawahi kebutuhan mendesak bagi masyarakat internasional untuk menggandakan dukungan kepada Negara-negara Anggota dalam perang melawan ekstremisme kekerasan dan korban manusia yang tidak dapat diterima.
Diketahui, Burkina Faso kini telah mendeklarasikan 72 jam berkabung di negara itu.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News