GenPI.co - Presiden Joe Biden bersumpah tidak akan meninggalkan warga Afghanistan yang telah membantu Amerika Serikat (AS) dalam operasi militer di negara itu.
Pernyataan Biden pada Kamis (24/6) itu keluar di tengah upaya untuk mengevakuasi ribuan orang Afghanistan yang bekerja menjadi penerjemah bagi militer AS selama operasi di negara itu.
“Mereka akan datang. Kami sudah memulai prosesnya. Mereka yang membantu kami tidak akan ketinggalan,” kata Biden kepada wartawan setelah sebuah acara tentang undang-undang infrastruktur.
Seorang pejabat AS yang berbicara dalam syarat anonim mengatakan perencanaan telah dipercepat dalam beberapa hari terakhir untuk merelokasi warga Afghanistan dan keluarga mereka ke negara lain atau wilayah AS sementara aplikasi visa mereka disortir.
Pejabat lain yang juga meminta identitasnya dirahasiakan menyebut evakuasi direncanakan pada bulan Agustus, sebelum batas waktu September untuk menarik pasukan AS dari Aghanistan.
Kedua pejabat tersebut menambahkan bahwa pemerintah belum menetapkan negara atau negara untuk relokasi sementara yang direncanakan.
Mengevakuasi warga Afghanistan ke wilayah AS dipandang rumit karena dapat menyebabkan pemohon visa memiliki hak hukum yang lebih besar saat mereka diperiksa.
Sekitar 9.000 warga Afghanistan yang bekerja untuk AS, ditambah anggota keluarga mereka. Ribuan oran tersebut berada dalam jalur aplikasi untuk visa imigran khusus.
Sementara itu, pasukan AS dan NATO menghadapi tenggat waktu 11 September untuk meninggalkan Afghanistan.
Pemerintahan Biden sendiri mendapat tekanan yang meningkat dari anggota parlemen, veteran, dan lainnya untuk mengevakuasi ribuan warga Afghanistan yang bekerja sebagai penerjemah atau yang membantu operasi militer AS di sana. (AP)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News