GenPI.co - Menteri luar negeri Jerman Heiko Maas menunjukkan ketidaksabaran yang semakin besar terhadap Iran terkait negosiasi nuklir di Wina.
Dikutip dari majalah berbahasa Jerman Der Spiegel pada Jumat (30/7), Mass mengakatakan bahwa kebangkitan kembali kesepakatan nuklir negara itu dengan kekuatan dunia tidak akan mungkin berlangsung selamanya.
“Saya melihat dengan kegelisahan yang semakin besar bahwa Iran menunda dimulainya kembali pembicaraan nuklir Wina di satu sisi, dan di sisi lain secara bersamaan bergerak semakin jauh dari elemen inti perjanjian,” beber Mass
Negara-negara yang tetap menjadi pihak dalam perjanjian—Rusia, Cina, Jerman, Perancis, Inggris, dan Iran—telah mencoba selama enam putaran pembicaraan .
Diskusi seputar menyelesaikan bagaimana Amerika Serikat dapat bergabung kembali dan bagaimana Teheran dapat kembali patuh.
Presiden Donald Trump menarik diri dari perjanjian itu pada 2018, tetapi penggantinya Joe Biden mengatakan AS ingin kembali.
Putaran terakhir pembicaraan berakhir di Wina pada 20 Juni. Belum ada tanggal yang ditetapkan untuk pertemuan baru.
Sejak AS menarik diri, Iran secara bertahap telah melanggar pembatasan kesepakatan.
Hal itu dilakukan Teheran menekan pihak-pihak yang tersisa agar memberikan insentif ekonomi untuk mengimbangi sanksi Amerika yang melumpuhkan.
Kesepakatan itu, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan, atau JCPOA, bertujuan untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.
"Kami ingin kembali ke JCPOA dan sangat yakin bahwa itu adalah kepentingan semua pihakTetapi juga jelas bahwa opsi ini tidak akan terbuka untuk kita selamanya," ungkap Mass.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News