Pakar Hukum Ungkap Laporan Bloomberg, Indonesia Terburuk di Dunia

04 Agustus 2021 05:20

GenPI.co - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mendadak membeberkan penanganan covid-19 Presiden Joko Widodo (Jokowi) terburuk di dunia.

Hal tersebut diungkapkan Refly Harun dalam video yang tayang di kanal YouTube miliknya, Senin (2/8).

Refly Harun blak-blakan mengungkapkan, Indonesia turun empat peringkat ke posisi 53 dari 53 negara, dalam skor ketahanan terhadap covid-19 versi laporan Bloomberg.

BACA JUGA:  Geprek Jahe Campur Daun Pandan Khasiatnya Dahsyat, Siap Goyang

"Luar biasa ya. Kira-kira buzzer mau ngomong apa kalau begini?" jelas Refly Harun.

Sebagai informasi, Indonesia memperoleh skor 40,2 persen, kalah dari negara tetangga seperti Malaysia dengan skor 42,5 persen, Filipina dengan skor 45,5 persen, serta Vietnam dengan skor 48,7 persen.

BACA JUGA:  Menjaga Kekebalan Tubuh, Ini Dia 3 Merek Terbaik Vitamin D

Penilaian Bloomberg itu didasari oleh masih tingginya angka kematian akibat Covid-19 di Tanah Air, rendahnya angka vaksinasi, hingga tingkat keparahan pembatasan wilayah.

"Indonesia kan tidak bisa mengantisipasi gelombang kedua Juni kemarin, di mana korban meninggal luar biasa. Saya mendengar tiap hari ada saja yang meninggal karena Covid-19," ungkap Refly Harun.

BACA JUGA:  Suara Lantang Anggota DPR RI: Kami Diperlakukan Seperti Binatang

Menurut pengamat politik itu, bahwa pemerintah seolah-olah memandang pandemi covid-19 sebagai gelombang laut yang tidak dapat diprediksi.

Padahal, Indonesia sudah mengalami pandemi covid-19 selama 1,5 tahun.

"Bukankah ini sebuah pandemi yang sudah kita kelola sejak 1,5 tahun yang lalu? Kan masalahnya adalah ketika pengelolaannya salah, pengelolaanya keliru, maka tingkat kasus akan tinggi. Kan begitu," jelas Refly Harun.

"Jadi bukan ini adalah real attack seperti bencana gelombang pasang, angin topan yang kita hanya menyandarkan pada kodrat Yang Maha Kuasa. Tapi ini adalah sebuah pandemi yang kita sudah tahu 1,5 tahun yang lalu dan pertanyaannya adalah sekarang ini bagaimana mengelolanya. Jadi, manajemen pengelolannya yang bermasalah," lanjutnya.

Apabila sejak awal tidak siap, maka tidak boleh menyalahkan bahwa seolah-olah pandemi ini sebuah bencana yang tiba-tiba.

"Penanganan yang tidak konsisten, tidak jelas, dan tidak tegas dapat memperburuk kondisi di dalam negeri," kata Refly Harun.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co