GenPI.co - Kontingen China menjadi sorotan di ajang Olimpiade Tokyo 2020 kerena berhasil meraih posisi ke dua dengan menempel ketat Amerika Serikat di peringkat pertama.
Dokter Andika Respati SpKO membeberkan metode pembinaan yang dilakukan oleh China, sehingga atlet-atletnya tampil menggila.
"China itu dibilang keras banget program pendidikan atletnya. Sebab, atlet-atlet di sana sudah dihantam (pembinaan, Red) luar biasa sejak kecil," katanya kepada GenPI.co, Senin (10/8).
Dia menjelaskan, bukan tanpa alasan China melakukan pembinaan yang keras kepada para atletnya.
"Sumber dayanya banyak," imbuhnya.
Andhika menjelaskan, China sampai memberikan benchmark khusus kepada para atlet-atletnya jika ingin andil membela negara.
"Atlet dikasih benchmark tinggi, saat tidak terpenuhi tandanya (atlet, Red) itu harus keluar. Karena, mereka punya atlet banyak," terangnya.
Selain itu, sistem pembinaan usia muda di China sangat mendukung agar terciptanya para atlet berkualitas.
"Atlet yang mewakiliki China adalah orang-orang yang terseleksi secara kejam," tambahnya.
Baginya, di Indonesia belum sebrutal China dalam melakukan pembinaan atlet.
Pasalnya, di Indonesia kekurangan sumber daya atlet dan mencari seseorang yang memiliki potensi lalu dikembangkan.
Selain itu, sistem pembinaan atlet di Indonesia belum menunjang sampai ke tahap itu.
"Bisa contoh China dengan pembinaan atlet dari usia muda dan pelosok daerah. Untuk saat ini di Indonesia baru ada di sepak bola, badminton, cabor lain gimana?," tukasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News