Lembah Panjshir Dikepung Taliban, Pasukan Perlawanan Tidak Gentar

24 Agustus 2021 10:10

GenPI.co - Taliban pada hari Senin (23/8) mengatakan bahwa pejuang mereka telah mengepung pasukan perlawanan yang bersembunyi di Lembah Panjshir Afghanistan.

Namun kelompok itu lebih mempertimbangkan untuk bernegosiasi alih-alih melakukan perlawanan kepada mereka.

Pengumuman itu menyusul laporan bentrokan yang tersebar semalam, dengan akun media sosial pro-Taliban mengklaim orang-orang bersenjata berkumpul, dan mantan wakil presiden Afghanistan mengatakan pasukan perlawanan tetap kuat.

BACA JUGA:  Genjot Proses Evakuasi di Afghanistan, AS Sampai Bikin Begini

Juru bicara Zabihullah Mujahid mengatakan  di Twitter bahwa Pejuang Taliban ditempatkan di dekat Panjshir dan mereka mengepung daerah itu di tiga sisi.

“Imarah Islam berusaha menyelesaikan masalah ini secara damai,” tambahnya.

BACA JUGA:  Pemimpin Anti-Taliban Menebar Ancaman, Ucapannya Bikin Merinding

Akun pro-perlawanan di media sosial telah menolak klaim sebelumnya bahwa didorong mundur, dengan mengatakan pejuang Taliban telah disergap dan ditarget.

Klaim dari kedua belah pihak itu tidak mungkin diverifikasi secara independen dari daerah pegunungan terpencil yang sebagian besar tidak dapat diakses.

BACA JUGA:  Zarmina Menanti Keajaiban di Neraka Kecil Bernama Bandara Kabul

Panjshir  terkenal dengan pertahanan alaminya yang tidak pernah ditembus oleh pasukan Soviet atau Taliban dalam konflik sebelumnya.

Kawasan itu tetap menjadi pertahanan besar terakhir pasukan anti-Taliban yang dipimpin oleh Ahmad Massoud, putra pemimpin Mujahidin terkenal Ahmed Shah Massoud.

Mantan wakil presiden Afghanistan Amrullah Saleh juga ada di sana, dan foto-foto yang diposting di media sosial dalam beberapa hari terakhir menunjukkan dia sedang berbicara dengan Massoud.

Lembah itu dijaga oleh ngarai yang sempit, membuat oeang luar sangat sulit untuk masuk atau melarikan diri dan dapat dengan mudah ditangkap oleh pasukan yang berada di titik yang lebih tinggi.

Seorang juru bicara Front Perlawanan Nasional anti-Taliban Massoud mengatakan kepada AFP pada akhir pekan bahwa kelompok itu siap untuk "konflik jangka panjang," tetapi lebih memilih untuk bernegosiasi untuk pemerintah yang inklusif.

"Syarat untuk kesepakatan damai dengan Taliban adalah desentralisasi, sebuah sistem yang menjamin keadilan sosial, kesetaraan, hak, dan kebebasan untuk semua," kata juru bicara Ali Maisam Nazary kepada AFP.

Menyusul runtuhnya pemerintah yang didukung AS pekan lalu, Taliban mengonsolidasikan kendali mereka atas negara itu dan mengadakan serangkaian pertemuan dengan musuh lama, termasuk politisi oposisi dan panglima perang.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co