GenPI.co - China meradang oleh karena kesepakatan keamanan baru antara Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia di Indo-Pasifik.
Menteri Luar Negeri China Zhao Lijian menyebut kesepakatan tersebut sangat merusak perdamaian regional dan mengintensifkan perlombaan senjata.
Pada hari Rabu (15/9), tiga kekuatan barat mengumumkan mereka akan membangun kemitraan keamanan yang akan membantu Australia memperoleh kapal selam bertenaga nuklir AS.
Kesepakatan yang dijuluki AUKUS itu, akan membuat Australia membatalkan perjanjian 2016 dengan pembuat kapal Prancis Naval Group.
Perjanjian tersebut sebelumnya bertujuan untuk membangun armada baru untuk menggantikan kapal selam Collins yang sudah tua.
"Keputusan brutal, sepihak, dan tak terduga ini mengingatkan saya pada apa yang dulu dilakukan Trump," kata menteri luar negeri Jean-Yves Le Drian di radio franceinfo.
Dia menegaskan bahwa tindakan tersebut seharusnya tidak dilakukan di antara sekutu.
"Itu adalah tusukan dari belakang. Kami menciptakan hubungan kepercayaan dengan Australia dan kepercayaan itu telah rusak," tambahnya.
Dia sebelumnya mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pilihan untuk mengecualikan sekutu dan mitra Eropa seperti Prancis" adalah sesuatu yang hanya dapat dicatat dan disesali negara.
London, Canberra dan Washington telah mengatakan mereka akan berusaha untuk berkolaborasi dalam dunia maya, teknologi kuantum dan kecerdasan buatan, serta kemampuan bawah air lainnya.
Sementara pada hari Kamis (16/9) Menteri Pertahanan Ben Wallace mengatakan kepada Sky News bahwa pihakknya tidak berniat melakukan apa pun untuk memusuhi Prancis.
“Prancis adalah beberapa sekutu militer terdekat kami di Eropa, kami adalah kekuatan yang cukup besar dan sebanding dan kami melakukan banyak hal bersama," kata Wallace.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News