GenPI.co - Kedutaan Besar Iran di Prancis membantah bahwa juru bicara Kementerian Luar Negerinya Saeed Khatibzadeh berbicara dengan surat kabar Israel Maariv pada hari Jumat (1/10).
Bantahan itu keluar setelah surat kabar Israel itu menerbitkan sebuah wawancara dengan juru bicara tersebut.
"Berita yang diterbitkan oleh The Jerusalem Post tentang wawancara juru bicara Kementerian Luar Negeri dengan media Zionis Maariv adalah kebohongan murni dan pada dasarnya salah," kata penasihat pers Kedutaan Besar Iran di Prancis, menurut Fars News Agency dikutip Minggu (3/9).
Penasihat pers itu menambahkan bahwa Khatibzadeh hanya berbicara dengan media Prancis selama dia tinggal di Prancis untuk Forum Dunia Normandia untuk Perdamaian.
"Media milik atau dikaitkan dengan rezim Zionis sudah memiliki sejarah menerbitkan berita palsu, dan karena itu media tidak memberikan kepercayaan sedikit pun untuk klaim palsu tersebut," tegas dia
Berbicara dengan pers Israel adalah ilegal di Iran, karena semua kontak dan komunikasi non-insiden antara warga negara Iran dan warga negara Israel dilarang oleh hukum.
Maariv pada hari Jumat melaporkan bahwa Khatibzadeh mengatakan kepada surat kabar itu dalam sebuah wawancara bahwa "perang dengan Israel telah dimulai."
Israel ditudingnya melakukan serangan yang dimaksudkan untuk menghancurkan program nuklir kami untuk tujuan damai.
“Israel membunuh ilmuwan nuklir dan merugikan rakyat Iran. Iran dituduh melakukan terorisme, tetapi tidak ada teroris yang baik atau buruk. Seluruh krisis di kawasan ini adalah kesalahan Israel," ucapnya.
Khatibzadeh kemudian mengklaim bahwa Israel telah "melakukan segalanya" untuk menggagalkan pembicaraan nuklir di Wina dan menyebabkan konflik antara Iran dan kekuatan dunia.
Dia menuduh Amerika Serikat melakukan "terorisme lunak" dengan menahan obat-obatan dan membuat rakyat negaranya kelaparan.
Juru bicara itu juga menyatakan bahwa Iran telah membuat keputusan untuk kembali ke putaran ketujuh pembicaraan nuklir di Wina.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News