Oposisi Kuak Ancaman Program Drone Iran, Timteng dalam Bahaya

07 Oktober 2021 10:10

GenPI.co - Program Pesawat  tak berawak atau drone Iran yang agresif dan meluas merupakan ancaman yang berkembang tidak hanya bagi negara-negara di Timur Tengah, termasuk Arab Saudi, tetapi juga Barat.

Hal tersebut dikatakan oleh Alireza Jafarzadeh, Wakil Direktur Dewan Nasional Perlawanan Iran (NRCI) yang berbasis di Washington, Amerika Serikat, dalam sebuah briefing media di hari Rabu (6/10). 

Program itu disebutnya mencakup delapan lokasi produksi dan perakitan di seluruh Iran yang menerima suku cadang dan bahan dari luar negeri.

BACA JUGA:  Jenderal Top Israel Bersuara Keras, Lontarkan Ancaman kepada Iran

Menurut Jafarzadeh drone telah digunakan untuk menyerang banyak target Barat di zona konflik seperti Suriah dan Irak, serta di Lebanon dan Arab Saudi.

“Teheran memasok milisi Houthi di Yaman dengan drone yang merupakan senjata utama yang digunakan dalam kampanye terornya terhadap sasaran di Arab Saudi,” kata Jafarzadeh.

BACA JUGA:  Serangan Mendadak China ke Taiwan 600 Pesawat dalam Setahun

Ditambahkannya, drone-drone itu dirakit di Yaman dengan  banyak komponen penting berasal dari sumber di luar Iran, tambahnya.

Jafazadeh melanjutkan, program UAV hanya memiliki satu tujuan, yaitu mengacaukan kawasan dan menciptakan kekacauan.  Sementara delapan industri di Iran terlibat dalam "menyamarkan" produksi drone yang dipersenjatai.

BACA JUGA:  Potensi Ancaman dari Iran, Kedutaan Besar Israel Diminta Waspada

“Rezim Iran telah benar-benar meningkatkan upaya dan uang serta sumber dayanya untuk program UAV-nya, untuk mengacaukan kawasan. Miliaran dolar telah dihabiskan untuk UAV dan rudal, dan di bawah (Presiden Iran Ebrahim) Raisi program ini akan menjadi lebih menonjol. Pertanyaannya, apa yang harus dilakukan?” kata dia.

Jafarzadeh mengatakan bahwa program UAV bernilai miliaran dolar Iran, yang ia gambarkan sebagai "senjata utama rezim untuk terorisme," diarahkan oleh Pasukan Quds dari Korps Pengawal Revolusi Islam.

“Iran memperluas teror dan upaya destabilisasi di kawasan itu, dan penindasan orang-orang di Iran. Kita harus meminta pertanggungjawaban Iran dan membuat mereka membayar harganya. Kita perlu melihat ketegasan, ketegasan dan peningkatan tekanan terhadap rezim Iran,” tegasnya.

Program UAV Iran adalah akibat langsung dari negosiasi "kontraproduktif" dengan negara-negara Barat tentang pencabutan sanksi, kata Jafarzadeh, di mana Teheran mendukung dan memperluas program tersebut.

“Jelas, sanksi saja tidak akan menyelesaikan semua masalah ini. Tapi sanksi adalah alat, membuat (Iran) membayar harganya,” ucap dia.

Untuk mendukung argumennya, Jafarzadeh mempresentasikan gambar satelit, grafik, dan grafik terperinci yang katanya mengungkapkan kompleksitas dan "detail baru yang mengkhawatirkan" dari program teror UAV Iran. 

Informasi tersebut dikumpulkan di dalam Iran untuk NCRI oleh kelompok oposisi Mujahedin-e Khalq.

Selama dua dekade terakhir, NCRI yang berpesan sebagai oposisi Iran itu telah mengungkap lusinan dari apa yang dikatakannya sebagai situs utama yang merupakan bagian dari program senjata nuklir Teheran, program rudal, dan jaringan terorisme yang berkembang di wilayah tersebut.(arbnws)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co