GenPI.co - Pejabat di Korut dijamin takut dengan pasukan teror ini. Di bawah komando Kim Jong Un, pasukan teror ini bebas bunuh pejabat yang membelot.
Misi tak biasa ini diungkap Kim Kuk-song. Dia mantan mata-mata Korut yang telah membelot. Semua tabir dibuka. Dan isinya bisa bikin kaget.
Dari penuturannya, Korut membentuk agen mata-mata baru yang disebut Biro Umum Pengintaian (RGB) pada 2009.
Biro pengintaian itu muncul tepat saat Kim Jong Un dipersiapkan untuk menggantikan ayahnya yang menderita stroke.
Kepala biro itu adalah Kim Yong-chol, yang tetap menjadi salah satu pembantu pemimpin Korut yang paling dipercaya.
Dia menyebut rezim Pyongyang pernah membentuk sebuah pasukan khusus. Tugas utamanya adalah membunuh pejabat yang membelot.
Nyaris tak ada yang bisa selamat dari kejaran pasukan khusus Korut itu.
Saat instruksi keluar dari pimpinan tertinggi, pejabat yang dianggap membelot hampir bisa dipastikan bakal kehilangan nyawa.
Kim Kuk-song sudah merasakan aura ketakutan itu sebelum memutuskan membelot ke Korsel pada 2014. Kepada
BBC pun mengungkapkan semua pengakuan Kim Kok-sung. Keterangannya dianggap valid mengingat dia sudah bekerja sebagai mata-mata Korut selama 30 tahun.
Kim Kuk-song mengatakan pada Mei 2009, sebuah perintah turun dari rantai komando.
Perintahnya adalah membentuk satuan tugas teror guna membunuh seorang mantan pejabat Korut yang membelot ke Korsel.
"Bagi Kim Jong Un, itu adalah tindakan untuk memuaskan pemimpin tertinggi (ayahnya)," ungkap Kim Kuk-Song.
Pasukan Teror ini akhirnya bergerak untuk membunuh Hwang Jang-yop secara rahasia.
"Saya secara pribadi mengarahkan dan melaksanakan pekerjaan itu," akunya seperti dikutip dari media yang berbasis di Inggris itu, Rabu (13/10/2021).
Hwang Jang-yop diketahui pernah menjadi salah satu pejabat paling berkuasa di negara itu.
Dia telah menjadi arsitek utama kebijakan Korut. Pembelotannya ke Korsel pada 1997 tidak pernah dimaafkan.
Begitu berada di Seoul, dia sangat kritis terhadap rezim Pyongyang. Keluarga Kim pun ingin membalas dendam.
Namun upaya pembunuhan itu gagal. Dua panglima militer Korut tertangkap militer Korsel.
Mereka akhirnya masih menjalani hukuman penjara 10 tahun di Seoul atas dakwaan percobaan pembunuhan.
Pyongyang selalu membantah terlibat dan mengklaim Korsel telah melakukan upaya tersebut.
Namun kesaksian dari Kim Kuk-song ini membuktikan sebaliknya.
"Dan operasi itu tidak akan terjadi tanpa perintah dari atas," tegasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News