Kapal Perang NATO Berkumpul di Laut Hitam, Vladimir Putin Murka

14 November 2021 01:20

GenPI.co - Presiden Rusia Vladimir Putin mrka menganggap latihan Laut Hitam baru-baru ini oleh AS dan kapal-kapal NATO lainnya sebagai tantangan serius.

Hal itu dikatakannya dalam sebuah wawancara dengan penyiaran negara Vesti, Sabtu (14/11).

Putin mengatakan, Amerika Serikat dan sekutunya di NATO sedang melakukan latihan yang tidak direncanakan di Laut Hitam. Tidak hanya kelompok angkatan laut yang cukup kuat yang terlibat dalam latihan ini, tetapi juga penerbangan, termasuk penerbangan strategis. 

BACA JUGA:  Jika Israel Cari Gara-gara, Garda Revolusi Iran Bikin Hancur

“Ini adalah tantangan serius bagi kami,” katanya. 

Komentar Putin muncul setelah Washington pekan ini meningkatkan kewaspadaan atas aktivitas militer Rusia di dekat perbatasan Ukraina.

BACA JUGA:  Pesawat Pengebom AS & Jet Tempur Israel Melintas, Iran Deg-degan

Putin mengatakan bahwa kementerian pertahanannya memiliki proposal untuk mengadakan latihan sendiri yang tidak direncanakan di perairan yang sama."

"Tapi saya yakin ini tidak pantas dan tidak perlu memperparah situasi di sana," katanya.

BACA JUGA:  WHO Kuak SItuasi Terkini di Afghanistan, Anak-anak di Ujung Maut

Pada hari Rabu, diplomat tinggi AS Antony Blinken memperingatkan Moskow agar tidak membuat "kesalahan serius" lain di Ukraina.

Peringatan tersbut muncul ketika Washington mencari kejelasan tentang pergerakan pasukan di dekat perbatasan.

Uni Eropa (Uni Eropa) pada hari Jumat (12/11) mengatakan pihaknya juga prihatin dengan kegiatan militer Rusia yang dekat dengan perbatasan Ukraina. Blok 27 negara mengatakan sedang memantau situasi dengan mitra termasuk AS dan Inggris.

Tuduhan itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara UE dan Moskow atas perselisihan migran di perbatasan antara Polandia dan Belarusia yang bersekutu dengan Kremlin.

Putin menepis tuduhan itu, dengan mengatakan dia belum melihat pernyataan yang mengkhawatirkan tersebut.

Tapi ia mengkritik Ukraina untuk menggunakan drone buatan Turki terhadap pemberontak pro-Rusia, mengatakan langkah itu menyalahi  terhadap protokol damai yang ditandatangani di Minsk pada tahun 2015.

Bulan lalu, Kiev merilis rekaman dari apa yang dikatakan itu penggunaan pertama dari drone TB2 Bayraktar buatan Turki melawan separatis di timur negara itu.

"Tapi tidak ada yang bereaksi terhadap ini, dan AS praktis mendukungnya," kata Putin.

Prancis dan Jerman - keduanya mediator konflik - telah mengkritik langkah tersebut. Ukraina mengatakan pihaknya mempertahankan wilayahnya.

“Sejajar dengan ini, mereka mengorganisir latihan di Laut Hitam. Tampaknya kami tidak diizinkan untuk lengah,” kata pemimpin lama Rusia itu.

"Yah, mereka harus tahu bahwa kita tidak akan lengah," tambahnya.

Kremlin telah memperingatkan bahwa penggunaan pesawat tak berawak buatan Turki dapat meningkatkan konflik.

Putin mengatakan pada hari Sabtu bahwa Rusia sering dituduh tidak memenuhi perjanjian Minsk.

"Ketika kami bertanya kepada mitra kami apa sebenarnya yang harus dilakukan Rusia sesuai dengan perjanjian Minsk, tidak ada jawaban,” ucapnya 

Pada 2014, Moskow mencaplok semenanjung Krimea di Kiev dan sejak itu Ukraina terlibat konflik dengan pemberontak pro-Rusia di timur negara itu. Konflik tersebut telah merenggut lebih dari 13.000 nyawa.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co