Tak Takut Sanksi AS, India Nekat Borong Rudal Rusia

15 November 2021 06:25

GenPI.co - India nekat borong rudal Rusia dari jenis pertahanan udara S-400 meski berisiko terkena sanksi dari AS.

Transaksi persenjataan berat itu diungkapkan Kepala Kerja Sama Militer Rusia Dmitry Shugayev di pameran penerbangan di Dubai, mengutip Interfax, Minggu (14/11).

“Pasokan pertama telah dimulai," kata Shugayev.

BACA JUGA:  Bahaya, Ada Risiko Pecahnya Perang dengan antara Barat dan Rusia

Dia mengatakan unit pertama rudal S-400 akan tiba di India pada akhir tahun ini.

Kesepakatan senilai 5,5 miliar dolar AS (Rp78 triliun) itu diteken pada 2018 untuk memasok sistem rudal jarak jauh dari darat ke udara.

BACA JUGA:  Ulah Peretas Bikin FBI Kecolongan - Sistem Email Dibobol

Kiriman rudal tersebut membuat India berisiko terkena sanksi dari Amerika Serikat berdasarkan undang-undang AS pada 2017 yang menghalangi negara-negara membeli peralatan militer dari Rusia.

Undang-Undang Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi (CAATSA) yang menyebut Rusia, Korea Utara dan Iran sebagai musuh AS atas tindakan mereka pada Ukraina, mengganggu pemilu AS 2016 dan membantu Suriah.

BACA JUGA:  Ukraina Memanas, Ada 100 Ribu Tentara Rusia di Perbatasan

India di satu sisi beralasan bahwa rudal itu diperlukan untuk melawan ancaman China.

New Delhi mengatakan mereka memiliki kemitraan strategis baik dengan AS maupun Rusia, sementara Washington mengatakan India tidak akan dikecualikan dari CAATSA.

Tahun lalu AS menggunakan CAATSA untuk memberi sanksi pada Turki, sekutu mereka di NATO, karena membeli rudal S-400 dari Rusia.

Sanksi itu membidik badan pengadaan dan pengembangan pertahanan Turki, Presidency of Defence Industries.

Washington juga menghapus Turki dari program jet tempur siluman F-35, armada paling canggih dalam persenjataan AS, yang digunakan para anggota NATO dan sekutu AS lainnya.

Rusia mengatakan mereka telah menawarkan bantuan pada Turki untuk mengembangkan jet tempur canggih namun sejauh ini belum ada kesepakatan.

"Kami masih berada pada tahap negosiasi dalam proyek ini," kata Shugayev seperti dikutip kantor berita RIA, Minggu.(ANT)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co