GenPI.co - NASA dikabarkan telah meluncurkan sebuah wahana yang akan menghajar sebuah asteroid dalam upaya membelokkan orbit dan mengubah kecepatannya.
Badan antariksa itu menggunakan roket SpaceX Falcon 9 untuk membawa wahana eksperimen DART (Double Asteroid Redirection Test) yang akan ditabrakkan ke asteroid bernama Dimorphos.
"Asteroid Dimorphos: kami datang untukmu!," cuit NASA Rabu (12/11) di Twitter, bersama dengan video singkat peluncuran roket.
Roket tersebut lepas landas pada pukul 22.21 Waktu Pasifik dari Vandenberg Space Force Base dekat California di AS, sebagaimana yang disiarkan secara langsung oleh NASA TV.
Tujuannya adalah untuk sedikit mengubah lintasan Dimorphos, sebuah "bulan kecil" dengan lebar 160 meter, atau dua Patung Liberty.
Dimorphos mengelilingi asteroid yang jauh lebih besar yang disebut Didymos (berdiameter 2.500 kaki). Pasangan asteroid ini sama-sama mengorbit matahari.
Dampaknya diperkirakan akan terjadi pada musim gugur 2022, ketika sistem asteroid biner berjarak 6,8 juta mil (11 juta kilometer) dari Bumi. Ini merupakan merupakan titik terdekat antara benda langit itu dengan bumi.
Tes tersebut untuk mengetahui apakah teknologi tersebut cukup jika ancaman dampak asteroid yang sebenarnya terdeteksi di masa depan.
NASA mengatakan, asteroid yang menjadi target DART bukanlah ancaman bagi Bumi saat ini.
Tapi asteroid itu termasuk dalam kelas benda yang dikenal sebagai Near-Earth Objects (NEOs), yang mendekat dalam jarak 30 juta mil.
"Apa yang kami coba pelajari adalah bagaimana menangkis ancaman," kata ilmuwan top NASA Thomas Zuburchen kepada kantor berita AFP..
Terbang dengan kecepatan sekitar 15.000 mph, pesawat ruang angkasa, yang beratnya 1.344 pon dan lebar 59 kaki, akan bertabrakan langsung dengan Dimorphos.
“Setelah dampak kinetik DART dengan asteroid targetnya, tim investigasi akan mengukur seberapa besar dampak tersebut mengubah gerakan asteroid di ruang angkasa menggunakan teleskop di Bumi,” kata NASA di situs webnya.
Ada 10.000 asteroid dekat Bumi yang diketahui berukuran 460 kaki atau lebih besar. Akan tetapi tidak ada yang memiliki peluang signifikan untuk menabrak bumi dalam 100 tahun ke depan.
Para ilmuwan berpikir masih ada 15.000 objek seperti itu yang menunggu untuk ditemukan.
Pesawat ruang angkasa DART juga berisi instrumen canggih untuk navigasi dan pencitraan, termasuk Light Italian CubeSat for Imaging of Asteroids (LICIACube) dari Badan Antariksa Italia untuk menyaksikan kecelakaan dan efek sampingnya.
"CubeSat akan memberi kami, kami harap, bidikan, gambar paling spektakuler dari dampak DART dan semburan ejecta yang keluar dari asteroid. Itu akan menjadi gambar yang benar-benar bersejarah dan spektakuler," kata Tom Statler, ilmuwan program DART.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News