Ancaman Omicron di Depan Mata, WHO Beri Warning ke Asia Tenggara

28 November 2021 01:20

GenPI.co - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada Sabtu (27/11) beri warning kepada negara-negara kawasan Asia Tenggara untuk waspada dan meningkatkan pengawasan terkait ancaman Omicron yang makin nyata.

Omicron sendiri adalah varian baru Covid-19 bernama asal Afrika Selatan dengan kemampuan menularnya 500 kaali lebih kuat dari varian lain

Negara-negara di kawasan itu juga diminta memperkuat kesehatan masyarakat dan tindakan sosial, dan meningkatkan cakupan vaksinasi.

BACA JUGA:  Jahatnya Varian Baru Covid-19 di Afsel, Inggris Bunyikan Alarm

WHO mengatakan perayaan dan festival harus mencakup semua tindakan pencegahan dan kerumunan dan pertemuan besar harus dihindari.

"Tidak boleh lengah dan menurunkan penjagaan," kata Dr Poonam Khetrapal Singh, Direktur Regional WHO, Wilayah Asia Tenggara.

BACA JUGA:  Ancaman Varian Ganas Covid-19 Makin Kuat, WHO Ancang-ancang

Dia mengatakan, meskipun kasus Covid-19 telah menurun di sebagian besar negara di Asia Tenggara, lonjakan kasus di tempat lain di dunia dan konfirmasi varian baru memicu kekhawatiran

“Ini adalah pengingat akan risiko yang terus ada dan kebutuhan bagi kami untuk terus melakukan upaya terbaik untuk melindungi dari virus dan mencegah penyebarannya," katanya dalam sebuah pernyataan.

BACA JUGA:  Ampun! Varian Baru Covid-19 yang Ganas Sudah Masuk ke Eropa

Singh menegaskan, tiap-tiap negara harus meningkatkan pengawasan .

“Berdasarkan informasi terbaru tentang varian yang beredar dan kapasitas respons, negara-negara itu harus menilai risiko impor melalui perjalanan internasional dan mengambil tindakan yang sesuai,” katanya.

Singh menekankan, langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial yang komprehensif dan disesuaikan untuk mencegah penularan harus dilanjutkan.

Semakin dini langkah-langkah perlindungan diterapkan, semakin sedikit pembatasan yang diperlukan agar efektif.

"Semakin banyak Covid-19 beredar, semakin banyak peluang virus untuk berubah dan bermutasi, dan pandemi akan bertahan lebih lama," tambah dia.

Hingga hari Sabtu , 31 persen dari populasi wilayah Asia Tenggara telah divaksinasi penuh, 21% divaksinasi sebagian, sementara hampir 48%.


“Sekitar satu miliar orang belum menerima bahkan satu dosis pun dari vaksin COVID-19,” katanya.

Dia menambahkan bahwa orang -oran yang belum divaksin itu terus berisiko tertular penyakit parah dan menyebarkan virus lebih lanjut.

“Bahkan setelah divaksinasi, setiap orang harus terus mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah terinfeksi dan menginfeksi orang lain yang mungkin terkena dampak parah oleh virus,” sarannya.

Sementara itu, Kelompok Penasihat Teknis WHO tentang Evolusi Virus bertemu pada hari Jumat dan menetapkan B.1.1.529 sebagai varian yang menjadi perhatian dan menamakannya 'Omicron'. 

Para peneliti sedang bekerja untuk memahami seberapa menular atau mematikan varian ini, dan bagaimana hal itu akan berdampak pada diagnostik, terapi, dan vaksin.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co