GenPI.co - Presiden Iran Ebrahim Raisi dikabarkan melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Senin (30/11).
komunikasi kedua pemimpin negara tersebut terkait dengan negosiasi nuklir antara Iran dan kekuatan barat di Wina, Austria.
Dalam pembicaraan tersebut, Raisi meyakinkan Macron bahwa pemerintahnya serius untuk melanjutkan pembicaraan tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015
Namun dia juga menekankan bahwa mencabut sanksi AS adalah prioritas mutlak.
Raisi mengatakan bahwa Washington memiliki tanggung jawab khusus untuk membangun kembali kepercayaan pada perjanjian.
Sebab, presiden AS saat itu Donald Trump pada 2018 meruntuhkan kesepakatan itu dengan menarik diri dan menerapkan kembali sanksi besar-besaran.
“Mereka yang mulai melanggar kesepakatan nuklir harus mendapatkan kepercayaan dari pihak lain agar negosiasi dapat berjalan secara nyata dan bermanfaat,” katanya.
Raisi mengatakan Iran serius tentang pembicaraan tentang menghidupkan kembali perjanjian yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) dan mengharapkan mitra negosiasinya juga demikian.
"Mengirim tim penuh ke pembicaraan menunjukkan keinginan serius Iran dalam pembicaraan ini," katanya.
Raisi mengatakan Iran siap untuk melanjutkan "kerja sama penuh" dengan pengawas nuklir PBB.
Lembaga dunia itu ditugaskan untuk memantau implementasi Iran dari batasan ketat pada kegiatan nuklirnya yang disepakati pada tahun 2015 dengan imbalan pencabutan sanksi internasional.
Keprisedanan Prancis juga mengeluarkan pernyataan terkiait pembicaraan telepon dengan Iran.
Tujuannya adalah untuk melihat Iran kembali untuk menghormati penuh semua komitmennya di bawah JCPOA dan bahwa Amerika Serikat kembali ke perjanjian.
Pernyataan itu mengatakan, Macron menggarisbawahi perlunya Iran untuk terlibat secara konstruktif ke arah ini sehingga pertukaran memungkinkan kembalinya kesepakatan dengan cepat.
“Iran harus kembali tanpa penundaan untuk memenuhi semua komitmen dan kewajibannya … dan dengan cepat melanjutkan kerja sama yang memungkinkan badan (atom PBB) untuk sepenuhnya menjalankan misinya,” tambah pernyataan itu.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News