Mossad Licik, Ilmuwan Iran Direkrut Ledakkan Fasilitas Nuklir

04 Desember 2021 13:00

GenPI.co - Badan intelijen Israel Mossad licik parah. Para ilmuwan Iran direkrut untuk jalani misi ledakkan fasilitas nuklir.

Mossad lah yang mendalangi penghancuran fasilitas nuklir utama Iran dengan strategi yang susah ditebak.

Informasi ini diungkapkan dalam laporan Jewish Chronicle yang dirilis, Kamis (2/12/2021).

BACA JUGA:  Jenderal Iran Bicara, Serukan Penghapusan Total Negara Yahudi

Dugaan operasi Mossad itu melibatkan penyelundupan beberapa bahan peledak ke dalam kompleks nuklir.

Bahan peledak dimasukkan dalam kotak makanan dan menjatuhkan bahan peledak yang lain dengan drone.

BACA JUGA:  Bentrok di Perbatasan, Taliban Bikin Garda Iran Babak Belur

Setelah itu, para ilmuwan Iran yang telah diperdaya mengumpulkannya.

Penghancuran pabrik pada 11 April, menurut Jewish Chronicle menyebabkan kekacauan di eselon tertinggi kepemimpinan Iran.

BACA JUGA:  Ancaman Maut Mossad Mengemuka, Iran Sebaiknya waspada

Itu juga menunda kemajuan menuju bom dan melumpuhkan kompleks nuklir hingga sembilan bulan.

 “Ada 10 ilmuwan yang didekati agen-agen Israel. Mereka setuju menghancurkan aula sentrifugal A1000 bawah tanah di Natanz pada April,” papar laporan surat kabar Jewish Chronicle.

Menurut laporan itu, para ilmuwan Iran mengira mereka bekerja untuk kelompok pembangkang internasional.

Semuanya dilaporkan tak mengerti bila ada Mossad di belakangnya.

Surat kabar tersebut mengklaim ini adalah salah satu dari tiga operasi Mossad terkait yang terjadi selama periode sabotase 11 bulan di Iran.

“Yang pertama terjadi pada Juli 2020 dan menargetkan kompleks Natanz. Dan yang ketiga pada Juni 2021 melibatkan serangan quadcopter terhadap Perusahaan Teknologi Sentrifugal Iran,” papar laporan itu.

Tiga operasi itu direncanakan bersama selama periode 18 bulan oleh tim yang terdiri dari 1.000 teknisi, analis dan mata-mata, serta sejumlah agen di lapangan.

Laporan itu muncul sehari setelah Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett dalam percakapannya dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

Saat itu, Bennett menyerukan penghentian segera negosiasi dengan Iran untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.

Bennett mengklaim Teheran menggunakan pemerasan nuklir sebagai taktik negosiasi.

Tapi Iran secara konsisten membantah memiliki ambisi senjata nuklir.

Teheran bersikeras pengayaan uraniumnya murni untuk tujuan sipil. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co