GenPI.co - Ada strategi perang AS-Israel yang bakal dahsyat. Arahnya menuju ke zona bahaya. Sasaran utama yang dipilih adalah Negeri Mullah, Iran.
Analis menyebut bahwa mereka tidak heran dengan aksi Washington dan Tel Aviv ini. Strategi perang yang disiapkan malah disebut keharusan.
Mantan pejabat senior AS dan pakar Timur Tengah, Dennis Ross, menekankan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden memang betul-betul serius dalam menangkal ambisi Teheran ini.
"Ketika Presiden Biden mengatakan Iran tidak akan pernah mendapatkan senjata nuklir, maksud saya, dia bersungguh-sungguh," sebutnya.
Iran sendiri sebelumnya telah mencapai poin kesepakatan nuklir dengan AS dan Eropa pada tahun 2015 lalu.
Kemudian pada masa pemerintahan Presiden AS Donald Trump, kesepakatan yang dinamakan Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) itu dicabut dan membuat Iran kembali mengembangkan program nuklirnya.
Ini yang membuat Israel meradang. Padahal, Israel adalah rival Iran di kawasan. Negeri Yahudi itu sempat melakukan aksi-aksi untuk menahan laju ekspansi nuklir Iran.
Salah satu aksi Israel yang hingga hari ini dicurigai adalah pembunuhan ahli nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh.
Amerika Serikat (AS) dan Israel dilaporkan sedang membahas latihan militer terbaru yang diarahkan untuk skenario melawan Iran.
Hal ini dilakukan untuk menghindari Teheran dalam memperoleh senjata nuklir.
Seorang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa rencana itu akan dibahas pada hari Kamis, (9/12/2021) dalam kunjungan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz ke AS.
Keduanya dilaporkan khawatir bila kesepakatan nuklir Iran yang dibahas kali ini menemui jalan buntu.
"Pembicaraan AS yang dijadwalkan dengan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz merupakan rangkaian dari pengarahan tanggal 25 Oktober lalu tentang rangkaian lengkap opsi militer yang tersedia untuk memastikan bahwa Iran tidak akan dapat memproduksi senjata nuklir," ujar sumber itu.
Pejabat AS dan Eropa sendiri sejauh ini masih berdiskusi dengan Iran yang sedang mengembangkan program nuklirnya.
Saat ini diskusi semakin panas lantaran tuntutan besar-besaran yang diajukan pemerintah Negeri Para Mullah itu.
"Kami berada dalam masalah ini karena program nuklir Iran maju ke titik di mana ia memiliki alasan konvensional," kata pejabat itu, sambil tetap menyuarakan harapan untuk diskusi.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan pekan lalu bahwa Iran telah memulai proses pengayaan uranium hingga kemurnian 20% dengan satu kluster. Proses itu dilakukan dari 166 mesin IR-6 yang diletakan di dalam gunung. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News