Pembantaian di Malam Natal, Kecaman PBB pun Terlontar

27 Desember 2021 08:25

GenPI.co - Seorang pejabat PBB mengatakan pada hari Minggu (26/12)  mengatakan bahwa dia "terkejut" oleh laporan pembantaian di Malam Natal yang terjadi di Myanmar.

Dilaporkan bahwa setidaknya 35 warga sipil tewas dan tubuh mereka dibakar di pasukan junta militer. Pemerintah Myanmar pun dituntut untuk meluncurkan penyelidikan.

Dua pekerja untuk kelompok nirlaba Save the Children masih hilang setelah kendaraan mereka termasuk di antara beberapa yang diserang dan dibakar dalam insiden di negara bagian Kaya timur itu.

BACA JUGA:  Pembantaian di Malam Natal, 30 Penduduk Dibakar! Sadis Luar Biasa

"Saya mengutuk insiden menyedihkan ini dan semua serangan terhadap warga sipil di seluruh negeri," kata Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan Martin Griffiths dalam sebuah pernyataan.

Dia menyerukan "penyelidikan menyeluruh dan transparan."

BACA JUGA:  Natal di Arab Saudi, Dekorasi Warna-warni di Toko dan Kafe

Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta Februari, dengan lebih dari 1.300 orang tewas dalam tindakan keras oleh pasukan keamanan, menurut kelompok pemantau lokal.

Angkatan Pertahanan Rakyat (PDF) telah bermunculan di seluruh negeri untuk melawan junta, dan telah menarik militer ke dalam kebuntuan berdarah bentrokan dan pembalasan.

BACA JUGA:  Ancaman Mengerikan Iran, Faslitas Nuklir Israel Mau Diledakkan

Pada hari Sabtu, foto-foto muncul di media sosial menunjukkan dua truk yang terbakar dan sebuah mobil di jalan raya di kotapraja Hpruso di negara bagian Kayah, dengan sisa-sisa tubuh hangus di dalamnya.

Seorang anggota kelompok PDF lokal mengatakan para pejuangnya telah menemukan kendaraan itu Sabtu pagi setelah mendengar militer telah menghentikan beberapa kendaraan di Hpruso setelah bentrokan dengan para pejuangnya di dekatnya pada hari Jumat.

“Ketika kami pergi untuk memeriksa di daerah pagi ini, kami menemukan mayat terbakar di dua truk. Kami menemukan 27 mayat," katanya kepada AFP tanpa menyebut nama, Sabtu.

Saksi lain yang tak mau disebutkan namanya juga mengeklaim  menemukan 27 tengkorak  mengatakan ada mayat lain yang tidak bisa dihitung.

Save the Children mengatakan Sabtu malam bahwa dua staf Myanmar mereka turut "terjebak" dalam insiden itu dan hilang.

Keduanya telah melakukan perjalanan pulang setelah melakukan pekerjaan kemanusiaan di wilayah tersebut, kata badan amal itu dalam sebuah pernyataan.

Junta Myanmar sebelumnya mengatakan pasukannya telah diserang di Hpruso pada hari Jumat setelah mencoba menghentikan tujuh mobil yang mengemudi dengan "cara yang mencurigakan."

Pasukan telah membunuh sejumlah orang dalam bentrokan berikutnya, kata juru bicara Zaw Min Tun kepada AFP, tanpa memberikan rincian.

Pemantau Saksi Myanmar mengatakan telah mengkonfirmasi laporan media lokal dan laporan saksi dari pejuang lokal bahwa 35 orang termasuk anak-anak dan wanita dibakar dan dibunuh oleh militer pada 24 Desember di kotapraja Hpruso.

Data satelit juga menunjukkan kebakaran terjadi sekitar pukul 1:00 siang (0630 GMT) pada hari Jumat di Hpruso, tambahnya.

AFP tidak dapat mengkonfirmasi laporan seputar bentrokan itu, tetapi wartawan verifikasi digital AFP mengatakan gambar yang dimaksudkan untuk menunjukkan insiden itu belum muncul secara online sebelum Jumat malam.

Kelompok-kelompok PDF telah mengejutkan tentara dengan keefektifannya, kata para analis, ketika militer berjuang untuk mematahkan perlawanan terhadap kekuasaannya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co