GenPI.co - Media pemerintah Korea Utara KCNA pada Kamis (20/1) melaporkan bahwa negara itu tengah mempersiapkan konfrontasi jangka panjang dengan AS.
Laporan itu muncul di tengah manuver pemerintah di bawah pimpinan Kim Jong Un melakukan serangkaian uji coba nuklir dan rudal balistik jarak jauh.
Meski terkena sanksi internasional, Pyongyang telah melakukan serangkaian uji coba senjata tahun ini, termasuk rudal hipersonik.
Tanpa menanggapi tawaran pembicaraan Washington, Korea Utara terus menggandakan tes senjata.
Pemerintah negara itu bersumpah akan memberikan tanggapan yang "lebih kuat dan pasti" terhadap segala upaya untuk menghalangi tindakannya.
KCNA melaporkan, Pertemuan partai Politbiro Komite Sentral dilaporkan memberikan instruksi kepada sektor terkait untuk segera memeriksa masalah memulai kembali semua kegiatan yang telah dihentikan sementara, media pemerintah KCNA melaporkan.
Hal tersebut kemungkinan merujuk pada program nuklir dan ICBM Pyongyang (rudal balistik antarbenua).
"Kebijakan bermusuhan dan ancaman militer oleh AS telah mencapai garis bahaya yang tidak dapat diabaikan lagi," lapor KCNA..
Kim memimpin pertemuan politbiro di mana para pejabat disajikan laporan yang menganalisis kondisi di semenanjung Korea.
Mereka juga membahas "orientasi untuk tindakan balasan terhadap AS di masa depan."
Pemimpin Korea Utara mendeklarasikan moratorium uji coba nuklir dan ICBM yang diberlakukan sendiri pada 2018.
Namun dia teah mengancam akan mencabutnya setelah pembicaraan dengan Donald Trump, presiden AS saat itu, gagal pada 2019.
Sementara itu, Washington menghantam Pyongyang dengan sanksi baru pekan lalu, dan Korea Utara menanggapi dengan serangkaian uji coba rudal, menegaskan "hak sahnya" untuk membela diri
Korea Utara juga telah meningkatkan retorika anti-Washingtonnya
"AS dengan kejam mencaci negara kami dan melakukan tindakan bodoh dengan mengambil alih 20 tindakan sanksi independen," menurut KCNA.
Kantor berita tersebut mengatakan politbiro dengan suara bulat setuju bahwa Korea Utara harus membuat persiapan yang lebih menyeluruh untuk konfrontasi jangka panjang dengan AS.
Awal pekan ini Amerika Serikat melalui departemen luar negeri meminta Korea Utara untuk menghentikan kegiatannya yang melanggar hukum dan tidak stabil.
Perwakilan khusus AS untuk Korea Utara, Sung Kim, menyatakan keprihatinan tentang peluncuran rudal sebelumnya
Pyongyang juga ddesak untuk kembali berdialog "tanpa prasyarat".(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News