GenPI.co - Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Hossein Amir Abdollahian pada Kamis (24/2) menyalahkan aliansi keamanan Barat NATO yang memulai konfrontasi yang berbuntut pada serangan skala besar Rusia ke Ukraina.
Pernyataan yang mendukung Rusia itu Abdollahian ungkapkan dalam sebuah unggahan di Twitter, Kamis (24/2).
“Krisis Ukraina berakar pada provokasi NATO. Kami tidak percaya bahwa menggunakan perang adalah solusi. Penting untuk menetapkan gencatan senjata & untuk menemukan resolusi politik dan demokrasi,” cuitnya.
Iran dan Rusia dipandang sebagai sekutu strategis, dengan kepentingan ekonomi dan politik bersama, termasuk dalam hal-hal seperti kesepakatan nuklir Iran, di mana Rusia menjadi salah satu pihak.
Sebelumnya pada hari Selasa (22/2) Iran telah mendesak Rusia menahan diri dari menggempur Ukraina, sekali lagi menyalahkan NATO dan Amerika Serikat atas eskalasi ketegangan yang tajam.
“Republik Islam Iran meminta semua pihak untuk menahan diri dan menghindari tindakan apa pun yang dapat memperburuk ketegangan,” kata kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan.
Juru bicara kementerian, Saeed Khatibzadeh, menggemakan sentimen sama dan mwnyalahkan NATO atas kondisi di Eropa Timur.
“Sayangnya, intervensi dan tindakan provokatif NATO dan terutama AS telah memperumit situasi di kawasan itu,” kata dia.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya memuji “kerja sama erat” kedua negara di panggung internasional.
Putin dan timpalannya dari Iran Ebrahim Raisi memuji hubungan bilateral selama pertemuan di Moskow pada Januari, saat mereka bertemu untuk membahas kesepakatan nuklir Iran.
Raisi memberi Moskow draf dokumen tentang kerja sama strategis yang akan memperkuat kerja sama bersama selama dua dekade ke depan.
“Kami di Iran tidak memiliki batasan untuk memperluas hubungan dengan Rusia,” kata pemimpin Iran itu.
Dia menambahkan bahwa Teheran ingin mengembangkan hubungan dengan Moskow yang tidak bersifat sementara, tetapi permanen dan strategis.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News