Ngeri! Ini yang Bikin Rusia Mengamuk lalu Membombardir Ukraina

25 Februari 2022 11:25

GenPI.co - Konflik kawasan Eropa Timur  pecah menjadi perang pada Rabu (24/2) ketika Rusia mengamuk lalu membombardir Ukraina melalui lontaran rudal dan serangan udara lainnya.

Hanya dalam beberapa jam, puluhan fasilitas vital Ukraina dibombardir, termasuk pangkalan militer, membuat negara itu seketika lumpuh.

Serangan Rusia yang diprediksi bisa menjadi awal perang Eropa ini, antara lain diakibatkan oleh tindakan NATO yang melakukan ekspansi ke arah timur.

BACA JUGA:  Sikap Iran atas Serangan Skala Besar Rusia ke Ukraina, Keras!

Meski sudah lama terjadi ketegangan antara Rusia dan Ukraina,  situasi mulai tidak terkendali pada awal 2021. 

Pada Januari tahun lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mendesak Presiden AS Joe Biden untuk mengizinkan Ukraina bergabung dengan NATO.

BACA JUGA:  AS Mengirimkan Senjata Mematikan ke Ukraina, Rusia Siap-siap!

Ini membuat marah Rusia, yang mulai mengirim pasukan di dekat perbatasan Ukraina untuk "latihan" pada musim semi tahun lalu dan meningkatkannya selama musim gugur. 

Pada Desember, AS mulai menyoroti pengerahan pasukan Rusia dan Presiden Biden memperingatkan sanksi berat jika Rusia menginvasi Ukraina.

BACA JUGA:  Ancaman Putin Dibalas Prancis: NATO juga Merupakan Aliansi Nuklir

Rusia telah menuntut agar Barat memberikan jaminan yang mengikat secara hukum bahwa NATO tidak akan mengadakan kegiatan militer apa pun di Eropa timur dan Ukraina. 

Vladimir Putin mengklaim Ukraina adalah boneka Barat dan bagaimanapun juga tidak pernah menjadi negara yang layak.

Serangan besar pada Rabu bukanlah kali pertama  ketegangan antara Rusia dan Ukraina mencapai titik didih. 

Rusia telah menginvasi Ukraina pada tahun 2014 ketika pemberontak yang didukung oleh Presiden Putin telah merebut sebagian besar wilayah timur Ukraina.

Pemberotak kemudian  dan telah memerangi tentara Ukraina sejak saat itu. DI waktu yang bersamaan , Rusia mencaplok Krimea hyang sebelumnya adalah wilayah Ukraina.

Sebagai bekas republik Soviet, Ukraina memiliki ikatan sosial dan budaya yang mendalam dengan Rusia.

Bahasa Rusia puna digunakan secara luas di sana. Akan tetapi sejak Rusia menginvasi pada tahun 2014, hubungan tersebut telah rusak.

Rusia menyerang Ukraina ketika presidennya yang pro-Rusia digulingkan pada awal 2014. Perang di timur sejak itu telah merenggut lebih dari 14.000 nyawa.

Kemudian, kedua negara  menandatangani perjanjian damai Minsk untuk menghentikan konflik bersenjata di Ukraina timur, termasuk wilayah Donbas. 

Tetapi karena konflik terus berlanjut, Rusia mengatakan akan mengirim "penjaga perdamaian" ke wilayah di mana konflik sedang terjadi. Barat menyebutnya sebagai tabir asap oleh Moskow untuk menduduki wilayah berdaulat.

Ketegangan baru antara Rusia dan Ukraina, yang juga berbatasan dengan Eropa, berdampak buruk bagi Uni Eropa (UE)

Itulah mengapa UE, yang sebagian besar merupakan anggota NATO, telah bergabung dengan AS dalam mengumumkan sanksi terhadap entitas Rusia.

Beberapa minggu yang lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron terbang ke Moskow untuk berbicara dengan Presiden Putin guna mengurangi ketegangan.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co