GenPI.co - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengungkapkan Asian Afrika Youth Government (AAYG) punya potensi besar membangun soft diplomasi.
Menurut Bamsoet, hal itu dapat mewujudkan ketertiban, keamanan, dan perdamaian dunia, seperti mengatasi situasi dunia yang sedang tegang akibat perang Rusia-Ukraina.
"Begitu halnya dalam menghadapi potensi konflik yang bisa terjadi di Laut China Selatan," jelas Bamsoet di Kompleks DPR RI, Jakarta, Selasa (8/3).
Keamanan dan perdamaian dunia bisa mewujudkan prinsip Dasasila Bandung sebagai legasi yang diwariskan.
"Semangat Dasasila Bandung 1955 masih relevan digunakan sebagai pegangan untuk mewujudkan dunia yang lebih aman dan damai," ungkap Bamsoet.
Bamsoet menjelaskan, salah satu butir Dasasila Bandung 1955 dengan tegas menyatakan, bahwa siapapun tidak boleh melakukan tindakan-tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara.
"Serta menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrase, atau pun cara damai lainnya, menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB," jelas Bamsoet.
Menurut Politikus Golkar itu, untuk mengatasi konflik Rusia-Ukraina dan potensi konflik di Laut Cina Selatan harus melibatkan para pemuda.
"AAYG juga harus menjadi kekuatan pemuda yang mendorong negara pihak yang sedang bertikai, untuk segera duduk bersama," kata Bamsoet.
Sebagai informasi, pengurus AAYG akan dilantik pada (11/3) nanti yang akan dihadiri Kementerian Luar Negeri Indonesia dan para duta besar negara sahabat.
AAYG juga kini memiliki keanggotaan pemuda yang terdiri dari 52 negara Asia-Afrika dan 11 negara di luar Asia-Afrika.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News