GenPI.co - Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) pada Jumat (19/3) mengancam akan menyerang pangkalan-pangkalan Zionis Israel di Irak.
Ancaman itu muncul beberapa hari setelah kelompok paramiliter Iran itu melontarkan rudal ke ibu kota Kurdistan Irak.
“Jika para pejabat Irak tidak mengambil tindakan untuk menyingkirkan pangkalan-pangkalan Zionis lainnya di negara itu sementara keamanan kami terus terancam dari wilayah ini, kami akan menanggapi tanpa ragu-ragu,” kata juru bicara IRGC Ramazan Sharif, menurut berita semi-resmi Fars.
Dia menyebutkan bahwa Garda Revolusi berkewajiban apapun yang mengancam keamanan Iran.
Awal pekan ini, sekitar 12 rudal Iran mengenai sasaran di kota Erbil, Irak utara. Beberapa mendarat di dekat konsulat AS.
Iran mengklaim menyerang pangkalan Israel dalam serangan itu, menyebutnya sebagai pembalasan atas serangan di Suriah yang menewaskan dua anggota Pengawal Revolusinya minggu sebelumnya.
Tidak ada cedera yang dilaporkan dalam serangan terhadap Erbil. Tapi itu menandai eskalasi yang signifikan antara AS dan Iran.
Pemimpin di Irak juga menyatakan kekecewaan atas serangan itu dan menyebutnya sebagai pelanggaran hukum dan norma internasional
Baghdad bahkan memanggil duta besar Iran untuk menyampaikan protes.
Permusuhan antara AS dan Iran sering terjadi di Irak. Padahal pemerintahan kedua negara itu bersekutu dengan Baghdad.
Iran dan AS sedang merundingkan perjanjian nuklir di Wina.
Kemudian, AS dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk menghapus Pengawal Revolusi sebagai daftar kelompok teror.
Laporan lain minggu ini mengatakan serangan Iran terhadap Erbil terkait dengan serangan udara pada Februari lalu.
Serangan itu menyebabkan kerusakan besar pada armada pesawat tak berawak Iran.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News