Invasi Rusia ke Ukraina Mengerikan, Jalur Gaza Ikut Babak Belur

23 Maret 2022 07:25

GenPI.co - Dampak ekonomi invasi Rusia ke Ukriana telah memengaruhi beberapa daerah paling rapuh di dunia, termasuk jalur Gaza.

Di kantong Palestina yang terisolir itu,  pengangguran melebihi 50%. Sementara 70% barang dan kebutuhan pokok diimpor, harganya  meroket sebagai akibat dari kenaikan biaya energi dan transportasi.

Hal ini telah memperburuk krisis yang sudah kompleks dari sektor-sektor yang belum pulih dari dampak buruk perang berturut-turut dan pandemi Covid-19.

BACA JUGA:  PM Israel Menyapa Rakyat Iran, Rezim Ibrahim Raisi Naik Pitam

Sektor konstruksi di Jalur Gaza telah terpukul paling parah oleh krisis Ukraina, karena harga perlengkapan bangunan melonjak secara dramatis.

Padahal kawasan itu harus membangun kembali rumah melalui proyek rekonstruksi Mesir  pascaperang eskalasi kekerasan Mei dengan Israel.

BACA JUGA:  Kata Siapa Ukraina Menyerah? Nih Simak Warning Volodymyr Zelensky

“Sektor konstruksi sedang berjuang untuk bertahan dari harga material yang tinggi. Misalnya, satu ton baja berharga 3.300 shekel, sekitar USD 1.000, sebelum Perang Rusia-Ukraina, ”kata Imad AbuMatar, kontraktor yang berbasis di Gaza kepada The Media Line.

Namun kini, dia menyebut sekarang harganya 4.200 shekel. Ini hampir 30% dari kenaikan harga.

BACA JUGA:  Baru Setengah Jalan ke Israel, Drone Iran Sudah Rontok Duluan

“Harga semen juga melonjak, dari 380 shekel per ton menjadi 500 shekel bahkan untuk jenis kualitas yang lebih rendah,” tambahnya.

Hal ini kemudian membuat menteri pemerintah daerah Gaza menyerukan untuk menghentikan semua proyek konstruksi..

“Jika konflik Rusia-Ukraina berlanjut, sebagian besar perusahaan konstruksi di Gaza akan bangkrut kecuali jika dukungan pemerintah yang mendesak dan nyata diberikan untuk mereka,” ujar kontraktor lain bernama Abu Matar.

Menurut jurnalis ekonomi Hamed Jad, lonjakan harga dan kelangkaan bahan akan mengganggu dan menunda proyek rekonstruksi Mesir yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

“Gaza dulu mengimpor dari Mesir 70% semen yang digunakan dalam proyek rekonstruksi Mesir, dan sisanya dari Israel melalui penyeberangan Kerem Shalom,” kata Jad kepada Media Line.

Namun, karena krisis Ukraina dan peningkatan biaya produksi di Mesir, pasokan kini hanya 30% dari jumlah yang dibutuhkan.

Perang di Ukraina juga  telah mengirim harga pangan naik tajam. Hal ini  menimbulkan tantangan yang signifikan khususnya jelang  Ramahan dalam waktu kurang dari dua minggu.

Osama Nofal, Direktur Unit Kajian dan Perencanaan Kementerian Perekonomian Nasional di Gaza pada minggu lalua bahwa harga tepung dunia telah meningkat secara signifikan.

“Naiknya lebih dari 30%, karena fakta bahwa lebih dari 35% tepung terigu impor berasal dari Rusia, yang saat ini berada di bawah sanksi dan larangan berat,” katanya.

Harga minyak goreng dan kacang-kacangan naik 7%, dan harga gula naik 10%, menurut Nofal.

Karena takut akan kenaikan harga lebih lanjut selama Ramadan, warga Gaza bergegas membeli makanan dan menimbun komoditas.(*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co