GenPI.co - Presiden Vladimir Putin pada hari Jumat (25/3) melontarkan seruan lantang ke Barat yang dituduh mendiskriminasikan budaya Rusia.
Dia menyamakan tindakan negara-negara barat pendukung Nazi yang membakar buku pada 1930-an.
"Hari ini mereka mencoba untuk membatalkan negara berusia seribu tahun," kata Putin dalam pertemuan televisi dengan pemenang hadiah terkait budaya Rusia.
Putin lantas menyoroti apa yang disebutnya sebagai diskriminasi progresif terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan Rusia.
Hal ini menurutnya menjadi tren yang sedang berlangsung di sejumlah negara Barat, dengan kerjasama penuh dan terkadang dengan dorongan dari elite Barat.
"Pepatah 'batalkan budaya' telah menjadi pembatalan budaya," kata Putin.
Dia juga menambahkan bahwa karya-karya komposer Rusia dikeluarkan dari konser dan buku-buku karya penulis Rusia "dilarang".
"Terakhir kali kampanye massal untuk menghancurkan literatur yang tidak diinginkan dilakukan oleh Nazi di Jerman hampir 90 tahun yang lalu ... buku-buku dibakar tepat di alun-alun," kata Putin.
Sejak Putin mengirim pasukan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, Barat telah menjatuhkan sanksi terhadap Moskow.
Langkah barat telah membuat Rusia semakin terisolasi, secara politik dan finansial, dan meluas ke bidang-bidang seperti olahraga dan budaya.
Terkait istilah "batalkan budaya", Putin memberi contoh mengenai penulis Inggris JK Rowling, yang dikritik menyusul cuitan kontroversial tentang komunitas transgender.
"Belum lama ini penulis anak-anak JK Rowling dibatalkan karena dia, seorang penulis buku yang telah terjual jutaan eksemplar di seluruh dunia, tidak menyenangkan para penggemar yang disebut kebebasan gender," kata Putin.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News