Di Tengah Perang Rusia-Ukraina, Inggris Menggertak Vladimir Putin

02 April 2022 15:40

GenPI.co - Kepala badan intelijen Inggris Sir Jeremy Fleming menilai Presiden Vladimir Putin telah sangat keliru soal kesulitan yang akan dihadapi dalam menyerang Ukraina.

Dia juga menyebut tentara Rusia menyabotase peralatan militer mereka sendiri karena moral yang memburuk.

Menurutnya Pemerintah Rusia mulai menyadari telah membuat kesalahan perhitungan strategis, dan penasihat Putin takut untuk menyampaikan yang sebenarnya tentang tingkat kekalahan mereka.

BACA JUGA:  Langkah Maut Putin Kejutkan Dunia di Tengah Perang Rusia-Ukraina

"Jelas sekali (Putin) salah menilai perlawanan dari rakyat Ukraina," ujar Sir Jeremy saat berpidato di National Security College (NSC) di Canberra dalam kunjungannya ke Australia, dilansir dari ABC News, Sabtu (2/4/2022).

Dia juga menganggap Putin telah meremehkan kekuatan koalisi dalam menghadapi tindakannya.

BACA JUGA:  Dahsyatnya Jurus Pemungkas Vladimir Putin, Eropa Kalang Kabut

"Kami percaya para penasihat Putin takut untuk mengatakan yang sebenarnya," jelas dia.

Sir Jeremy turut mengeklaim tentara Rusia telah menyabotase peralatan mereka sendiri dan bahkan secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat mereka sendiri.

BACA JUGA:  Kesehatan Mental Vladimir Putin Terkuak dalam Pidatonya

Namun dia tidak menyebutkan informasinya berasal dari mana.

Sir Jeremy memperingatkan negara-negara seperti Inggris, Amerika Serikat dan Australia mungkin menjadi sasaran berikutnya.

"Kami tentu telah melihat indikator yang menunjukkan bahwa aktor siber Rusia mencari target di negara-negara yang menentang tindakan mereka," ungkapnya.

Dia juga ikut menyoroti soal China memutuskan untuk mendukung Rusia saat ini sebagian, karena berharap untuk merebut kembali Taiwan.

"(Presiden China Xi Jinping) tidak secara terbuka menentang AS. Dan dengan tujuan untuk merebut kembali Taiwan, China tidak ingin melakukan apa pun yang dapat membatasi kemampuannya untuk bergerak di masa depan," imbuhnya.

Namun Sir Jeremy menuturkan kemitraan itu memiliki risiko bagi kedua negara otoriter.

"Rusia memahami bahwa dalam jangka panjang, China akan menjadi semakin kuat secara militer dan ekonomi. Beberapa kepentingan mereka berkonflik. Rusia bisa tersingkir," tandas dia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co