GenPI.co - Jaringan kedai kopi global Starbucks Corp pada hari Senin (24/5) menyatakan keluar dari pasar Rusia.
Langkah ini mengakhiri kiprah 15 tahun di negeri beruang merah sekaligus menambah panjang brand-brand Eropa yang memutuskan hengkang .
Starbucks yang berbasis di Seattle memiliki 130 toko di Rusia, dioperasikan oleh pemegang lisensi Alshaya Group, yang mempekerjakan hampir 2.000 karyawan.
"Starbucks telah membuat keputusan untuk mundur dan tidak lagi hadir di pasar Rusia," bunyi siaran pers yang diposting Senin di situs web perusahaan.
Dalam pernyataannya, perusahaan itu mengatakan akan terus memberikan dukungan kepada karyawan di Rusia, termasuk gaji selama enam bulan dan bantuan dalam mencari pekerjaan baru.
Starbucks tidak memberikan perincian tentang dampak keuangan dari keluarnya perusahaan tersebut.
Pada bulan Maret, perusahaan itu menutup tokonya dan menangguhkan semua aktivitas bisnis di Rusia, termasuk pengiriman produknya ke negara itu, menyusul invasi Moskow ke Ukraina.
Keputusan Starbucks untuk menghentikan operasinya di Rusia berbeda dengan pendekatan yang dilakukan beberapa perusahaan asing lainnya.
McDonald's pekan lalu mengatakan pihaknya menjual restorannya di Rusia kepada pemegang lisensi lokal Alexander Govor untuk diganti namanya dengan nama baru, tetapi akan mempertahankan merek dagangnya.
Sementara itu, Renault Prancis menjual saham mayoritasnya kapada pembuat mobil terbesar Rusia dengan opsi untuk membeli kembali.
Sejumlah perusahaan Barat lainnya, termasuk Imperial Brands dan Shell memutuskan hubungan dengan pasar Rusia.
Perushaan-perusahaan itu setuju untuk menjual aset mereka di negara itu atau menyerahkannya kepada manajer lokal.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News