Terkuak Cara Curang Tim Donald Trump Kalahkan Biden di Georgia

09 Juni 2022 06:25

GenPI.co - Tim kampanye Mantan Presiden AS Donald Trump terkuak melakukan cara curang dengan menggerakkan pemilih alfernatif di negara bagian Georgia.

Hal tersebut dilakukan ketika mereka berusaha untuk membatalkan kekalahan Trump atas Joe Biden.

Dilansir dari Washington Post dan CNN, tindakan tersebut diketahui melalui sebuah email arahan yang merupakan bagian dari penyelidikan departemen kehakiman AS.

BACA JUGA:  Donald Trump Dukung Tokoh Muslim Jadi Senator Amerika Serikat

Trump kalah dari Biden dengan selisih lebih dari 7 juta surat suara dalam pemilihan presiden, 3 Desember 2020. 

Menuding kemenangan Biden adalah hasil penipuan, tim kampanye Trump berusaha untuk membalikkan kekalahan dengan menunjuk pemilihnya sendiri di tujuh negara bagian utama.

BACA JUGA:  Donald Trump Gigit Jari, Ada Bintang Baru di Partai Republik

Pada 13 Desember 2020, seorang pejabat kampanye Georgia, Robert Sinners, mengirim email kepada para pemilih alternatif yang akan berkumpul pada hari berikutnya.

“Saya harus meminta kebijaksanaan penuh Anda dalam proses ini. Tugas Anda sangat penting untuk memastikan hasil akhirnya – kemenangan di Georgia untuk Presiden Trump – tetapi akan terhambat kecuali kita memiliki kerahasiaan dan kebijaksanaan penuh,” tulis dia.

BACA JUGA:  DPR AS Beber Bukti Baru Kejahatan, Donald Trump Makin Tersudut

Para pemilih alternatif direncanakan berkumpul di gedung negara bagian di Atlanta.

Sinners meminta pera pemilih itu untuk tidak berbicara kepada media atau menyebutkan apa pun yang berkaitan dengan pemilihan presiden.

Akan tetapi pertemuan itu tidak berlangsung secara rahasia karena media lokal merekamnya.

Sinners mengatakan kepada CNN dan Post bahwa dia bekerja atas arahan Shafer.

Dia juga mengaku disarankan oleh pengacara bahwa kerahasiaan diperlukan untuk mempertahankan tantangan hukum yang tertunda.

Seorang pengacara untuk ketua partai Republik Georgia, David Shafer, bicara  kepada Post dan CNN untuk membela kliennya.

 “Tidak satu pun dari komunikasi ini, atau kesaksiannya, menunjukkan bahwa Tuan Shafer meminta atau menginginkan kerahasiaan seputar pemilih sementara,” kata dia.

Sebaliknya, lanjut dia, Shafer mengundang kamera berita TV ke dalam persidangan dan keduanya mengeluarkan pernyataan dan memberikan wawancara berita televisi segera sesudahnya.

Pada saat itu, Schafer mengatakan pertemuan itu diperlukan jika Trump memenangkan tantangan hukum di negara bagian utama.

Namun Trump gagal dalam usahanya untuk mempertahankan kekuasaan, baik melalui daftar pemilih alternatif, tantangan pengadilan atau serangan mematikan di US Capitol oleh para pendukungnya pada 6 Januari 2021.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co