WHO Kirim Kabar Buruk soal Cacar Monyet, Semua Warga Siap-siap

25 Juli 2022 14:40

GenPI.co - Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mendesak negara-negara di kawasan Asia Tenggara memperkuat sistem pengawasan terhadap penyakit cacar monyet atau monkeypox yang mulai meningkat.

"Cacar monyet telah menyebar dengan cepat ke banyak negara yang belum pernah mengalami kejadian sebelumnya," ujar Direktur Regional WHO Asia Tenggara Poonam Khetrapal Singh melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, dikutip dari Antara, Senin (25/7/2022).

Khetrapal Singh mengatakan upaya antisipasi dapat difokuskan di antara populasi yang berisiko.

BACA JUGA:  WHO Pantau Centaurus, Subvarian Covid-19 yang Sangat menular

Sebab, umumnya temuan kasus terjadi saat hubungan seks sesama jenis kaum pria.

Untuk secara global, lebih dari 16.000 kasus cacar monyet telah dilaporkan dari 75 negara.

BACA JUGA:  Begini Perbedaan Bill Gates dan WHO Perangi Pandemi Masa Depan

Empat kasus diantaranya ditemukan di Asia Tenggara, yakni dari India tiga kasus dan satu kasus dari Thailand.

Kasus yang terjadi di India dialami warga negara setempat yang pulang dari Timur Tengah.

BACA JUGA:  WHO Naikkan Status Cacar Monyet Jadi Darurat Kesehatan Global

Sementara, di Thailand dialami pelaku perjalanan internasional yang tinggal di negara setempat.

"Yang penting, upaya dan tindakan yang dilakukan terfokus harus sensitif, tanpa stigma atau diskriminasi," katanya.

Sebelumnya, keputusan mengklasifikasikan cacar monyet sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC) diumumkan oleh Dirjen WHO Tedros, sehari setelah dia mengadakan pertemuan komite darurat International Health Regulations (IHR) untuk meninjau wabah multi-negara, Jumat (22/7/2022).

"Masih banyak yang belum diketahui tentang virus tersebut. Kita harus tetap waspada dan bersiap untuk menggelar respons intensif untuk mengurangi penyebaran cacar monyet," ungkapnya.

Sejak awal wabah, WHO telah mendukung negara-negara berisiko dengan memberikan panduan kesehatan masyarakat serta membangun dan memfasilitasi kapasitas pengujian di kawasan.

Sementara, Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan keputusan WHO memasukkan cacar monyet sebagai PHEIC dan sebagai wabah kedaruratan yang memerlukan kolaborasi global dan melakukan tindakan pengendalian.

"Tapi itu tidak selalu berarti pandemi sebagai wabah global. PHEIC cacar monyet karena memenuhi kriteria yang berpotensi menyebar di seluruh negara serta ada kebutuhan kerja sama internasional," jelas dia.

Monkeypox merupakan kejadian yang tidak biasa, bahkan diperlukan penelitian terhadap pola baru penyakit tersebut.

"Ada pola penyebaran yang tidak lazim," terang Dicky.

Dicky juga menyebutkan penyakit lain yang kini masuk dalam kriteria PHEIC, di antaranya Polio dan covid-19.

Selain itu, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril memastikan hingga saat ini belum ditemukan kasus monkeypox di Indonesia berdasarkan kanal laporan yang dibuka dari seluruh laboratorium di daerah.

Adapun, virus cacar monyet ditularkan dari hewan yang terinfeksi ke manusia melalui kontak secara tidak langsung maupun langsung. Penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit atau lesi yang menular, termasuk tatap muka, kulit ke kulit, dan droplet melalui pernapasan.

Penularan juga dapat terjadi dari bahan yang terkontaminasi seperti linen, tempat tidur, elektronik, pakaian, yang memiliki partikel kulit yang menular.(Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co