GenPI.co - Komandan Pasukan Pertahanan Israel atau IDF di Tepi Barat Palestina telah diberi lampu hijau untuk menggunakan drone bersenjata.
Pesawat tanpa awak tersebut digunakan melakukan pembunuhan yang ditargetkan terhadap orang-orang Palestina yang dianggap sebagai teroris.
Melansir The Jerusalem Post, Kamis (29/9), langkah itu dilakukan dengan persetujuan Kepala Staf Letnan Jenderal. Aviv Kohavi.
Menurut sumber, komandan IDF akan diizinkan untuk menggunakan platform itu tidak hanya sebagai perlindungan dan intelijen untuk pasukan selama operasi.
Drone bersenjata itu juga untuk melakukan serangan jika orang-orang bersenjata diidentifikasi sebagai ancaman yang akan segera terjadi pada pasukan mereka.
Perintah itu datang ketika pasukan keamanan Israel mengalami peningkatan yang signifikan dalam serangan di kota Jenin dan Nablus di Tepi Barat utara.
Pada hari Rabu (29/9), 4warga Palestina tewas dan 44 lainnya terluka dalam serangan penangkapan kamp pengungsi.
Pasukan Israel yang disambut dengan tembakan berat datang menangkap Abd al-Rahman Hazem, saudara teroris yang membunuh tiga warga sipil di Jalan Dizengoff Tel Aviv pada bulan April.
Pada bulan September, The Jerusalem Post mengonfirmasi bahwa komandan IDF telah menjalani pelatihan penggunaan drone bersenjata selama operasi kontra-terorisme.
Setelah pelatihan mereka tentang sistem, mereka akan dapat memerintahkan penggunaan drone Hermes 450 Elbit (dikenal sebagai Zik dalam bahasa Ibrani) selama operasi.
Angkatan Udara Israel telah menggunakan drone bersenjata sejak awal 2008 dalam pembunuhan yang ditargetkan di Gaza terhadap Hamas dan Jihad Islam Palestina.
Akan tetapi pewasat tanpa awak tersebut belum digunakan di Tepi Barat.
Diyakini bahwa Kohavi memberi lampu hijau untuk menggunakan platform dalam upaya mengurangi eskalasi kekerasan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News