GenPI.co - Para Uskup Katolik dari seluruh dunia bertemu dengan Paus Fransiskus di Vatikan untuk membahas masa depan Gereja di Amazon, Brasil.
Selama tiga minggu ke depan, sekitar 260 peserta akan menggelar rapat tentang perubahan iklim, migrasi, dan penginjilan. Tetapi satu topik akan membahas apakah pria yang sudah menikah akan diizinkan menjadi pastor mengingat di sana kekurangan imam.
Baca juga : Ketemu Paus Fransiskus di Vatikan, 2 Bocah Indonesia Berbelangkon
Salah satu bahasannya yakni lelaki dewasa justru memilih untuk menikah dan tidak mau melakukan selibat. Ini menjadi perkara lantaran banyak suku di Amazon lebih menyukai imam yang berasal dari masyarakat adat mereka sendiri.
Saking kurangnya imam, diperkirakan sekitar 85 persen desa di Amazon tak dapat merayakan ibadah setiap minggu dan mereka hanya bisa melihat imam setahun sekali, bisa jadi hanya saat Natal.
Baca juga : Telat Hadiri Doa Mingguan, Paus Fransiskus Terjebak di Lift
"Paus Fransiskus, yang berasal dari Amerika Latin, memiliki pemahaman naluriah tentang beberapa tantangan di wilayah itu," kata Profesor Gregory Ryan, dari Pusat Studi Katolik seperti dilansir dari BBC.
"Kekhawatiran tentang bagaimana tipisnya penyebaran imam di wilayah Amazon adalah hal mendasar yang menjadi akar masalah ini. Namun, mereka telah diikat dengan keyakinan Katolik yang sangat kuat bahwa Ekaristi adalah jantung dari komunitas Kristen," tambahnya.
Baca juga : Kala Susi Pudjiastuti Bertemu Paus Fransiskus
Bagi banyak orang, selibat adalah bagian penting dari menjadi seorang pastur Katolik. Seorang pastur seharusnya 'dinikahkan' dengan Tuhan dan tidak terganggu dengan masalah duniawi seperti seorang istri atau keluarga.
Para pastor dan biarawati diberi tempat tinggal dan uang saku, sehingga mereka berdedikasi penuh untuk melakukan apa yang menjadi perintah Tuhan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News