Parlemen Inggris Gaduh Setelah Perdebatan Sengit Soal Gencatan Senjata di Gaza

23 Februari 2024 14:50

GenPI.co - Perdebatan kacau mengenai gencatan senjata di Gaza bergema di Parlemen Inggris pada hari Kamis ketika ketua Dewan Rakyat menghadapi seruan untuk mengundurkan diri.

Dilansir AP News, nggota parlemen mengatakan mereka mengkhawatirkan keselamatan mereka di tengah tekanan dari semua pihak mengenai masalah ini.

Setelah lebih dari enam jam perdebatan sengit pada hari Rabu, Partai Konservatif yang berkuasa dan Partai Nasional Skotlandia, atau SNP, menolak untuk berpartisipasi dalam pemungutan suara mengenai pertanyaan tersebut. 

BACA JUGA:  Dewan Keamanan PBB Akan Melakukan Pemungutan Suara Soal Gencatan Senjata di Gaza

Hal ini membuat Partai Buruh, partai oposisi terbesar, mengalami kemenangan hampa karena meloloskan mosi tidak mengikat yang menyerukan gencatan senjata “kemanusiaan segera” tanpa adanya perlawanan.

Kemarahan atas jalannya perdebatan tersebut menyebabkan lebih dari 50 anggota parlemen menyerahkan surat ketidakpercayaan kepada Ketua Parlemen Lindsay Hoyle pada hari Kamis. 

BACA JUGA:  Setengah dari Orang Dewasa Amerika Sebut Israel Bertindak Terlalu Jauh di Gaza

Hoyle bertemu dengan para pemimpin ketiga partai utama untuk merencanakan jalan ke depan. 

Yang mendasari tarik-menarik parlemen adalah meningkatnya ketegangan akibat perang Israel-Hamas dengan ratusan ribu orang melakukan demonstrasi di London pada hari Sabtu lalu untuk mendukung perjuangan Palestina.

BACA JUGA:  Kementerian Kesehatan Gaza Sebut Lebih dari 29.000 Warga Palestina Tewas

Angka-angka menunjukkan bahwa jumlah insiden antisemitisme di Inggris melonjak hampir 150% tahun lalu.

Hal ini meluas ke Parlemen, di mana isu Gaza telah “dipersenjatai” dan beberapa anggota parlemen percaya bahwa mereka harus memilih cara tertentu untuk menjamin keselamatan mereka sendiri dan keselamatan keluarga mereka, kata Charles Walker dari Partai Konservatif dalam debat hari Rabu.

Perdebatan pada hari Rabu dipicu ketika SNP mengajukan mosi yang menyerukan gencatan senjata segera yang menyoroti kehancuran yang disebabkan oleh serangan Israel di Gaza. 

Partai Buruh menawarkan amandemen yang menekankan kebutuhan Israel untuk memastikan bahwa mereka tidak lagi menghadapi serangan seperti yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober.

Pemerintah membalas dengan amandemennya sendiri yang menyatakan kembali seruannya untuk “jeda kemanusiaan segera” dalam pertempuran tersebut.

Dalam upaya meredakan ketegangan di Parlemen, Hoyle berupaya mengizinkan pemungutan suara terpisah pada ketiga mosi tersebut. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co