GenPI.co - Evo Morales menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Presiden Bolivia, pada Minggu (10/11) waktu setempat. Keputusan Morales untuk mundur dari jabatannya disampaikan, setelah dirinya mendapat desakan dari pihak militer Bolivia.
Dalam pidatonya yang disiarkan di stasiun televisi nasional Bolivia, Morales mengatakan bahwa dirinya akan mengirimkan surat pengunduran dirinya demi mewujudkan stabilitas di negaranya.
"Saya mengundurkan diri dari jabatan saya sebagai presiden," kata Morales, dikutip dari AFP (11/10).
BACA JUGA: Petugas Selamatkan Pria dari Rel Sesaat Sebelum Kereta melintas
Morales menjabat sebagai kepala Negara Bolivia selama 14 tahun, tepatnya sejak 2006. Selama masa pemerintahannya, Morales menghapus konstitusi yang membatasi presiden memimpin selama dua periode dan mengizinkan kekuasaan tanpa batas waktu.
Masa pemerintahan yang cukup panjang menimbulkan ketidakpuasan dari masyarakat yang meminta dirinya diganti. Morales disebut sebagai diktator dan kehilangan kepercayaan dari rakyatnya.
Kemarahan masyarakat dan pihak oposisi memuncak usai Pemilihan Presiden Bolivia, yang digelar 20 oktober lalu. Morales kembali memenangkan pemilihan umum dan mengalahkan saingannya dari sayap kanan, Carlos Mesa.
Kemenangan Morales yang disebut penuh dengan kecurangan pun semakin menyulut kemarahan rakyat Bolivia. Pasca pemilu Oktober 2019, masyarakat Bolivia melakukan demonstrasi besar-besaran untuk mendesak Morales mundur dari jabatannya.
BACA JUGA: Usai Makan 42 Butir Telur, Roh Orang ini Terpisah dari Raganya
Evo Morales sendiri adalah presiden pertama yang berasal dari kaum pribumi Bolivia. Pada masa-masa sebelumnya, negara Amerika latin yang melputi wilayah pegunungan Andes itu dipimpin oleh politisi keturunan Spanyol.
Suksesnya Morales mengalahakn hegemoni Spanyol melahirkan harapan bagi rakyat Bolivia untuk terciptanya pemerintahan yang lebih baik. Namun selama 14 tahun kepemimpinannya, Bolivia tidak lebih baik.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News