GenPI.co - Konflik antara Amerika Seikat dan Iran terus mengemuka. Pada Senin (20/1) lalu, melalui menteri luar negerinya Javad Zarif mengatakan jika negaranya bakal mundur dari Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT).
Pernyataan itu dikeluarkan Iran setelah negara-negara di Eropa melaporkan negara itu ke Dewan keamanan PBB atas dugaan pelanggaran perjanjian nuklir 2015.
BACA JUGA: Ini Dia Kekuatan Iran vs Amerika Serikat, Bak Langit dan Bumi
Ancaman Iran ini serta merta membuat Amerika Serikat angkat bicara. Duta besar perlucutan senjata AS, Robert Wood mengatakan bahwa pihaknya sedang menyambut konferensi peninjauan NPT di mana Iran mengancam akan mundur.
"Saya rasa Iran perlu duduk bersama dengan Amerika Serikat dan merundingkan satu kesepakatan, “ katanya kepada wartawan di Jenewa.
Kesepakatan yang dimaksud Wood, tidak hanya berkaitan dengan isu nuklir tetapi juga dengan isu lainnya seperti proliferasi dan pengembangan rudal balistik.
Sementara Duta Besar Iran untuk PBB di Jenewa, Esmaeil Baghaei Hamaneh, mengklaim program nuklir Iran selalu damai.
Perjanjian nuklir 2015, yang dikenal JCPOA, "dirancang sebagai langkah membangun kepercayaan untuk meredam segala kekhawatiran, nyata atau rekayasa, atas karakteristik program kami," katanya.
BACA JUGA: AS Memang Unggul Militer, Tapi Iran Punya ini
Amerika Serikat serta Eropa telah lama menuding Iran mengupayakan senjata nuklir. Sementara tuduhan itu hal itu terus pula dibantah Iran.
Teheran kukuh mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah berupaya membuat senjata nuklir dan tidak akan pernah, dengan dalih kegiatan nuklir mereka untuk penelitian dan untuk menguasai proses produksi listrik.(ANT)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News