GenPI.co - Jurus Korsel, Italia dan Singapura cegah virus corona sangat keren. Caranya sangat layak untuk dicoba di Indonesia
Virus corona baru atau COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 120.000 orang dan menewaskan 4.630 lainnya di seluruh dunia.
Meski ada lebih dari 68.000 orang dinyatakan sembuh, tapi cepatnya penyebaran virus hingga ke lebih dari 100 negara, membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan status pandemik.
Berikut ini negara yang cara otoritasnya menangani COVID-19 dianggap paling bagus.
1. Singapura
Pemerintah Singapura mendapatkan pujian karena tak hanya bersikap tenang di tengah pandemik COVID-19, tapi juga responsif. Sampai kini ada 178 orang yang dinyatakan terjangkit virus mematikan ini dan belum ada satu pun yang meninggal. Komunikasi pemerintah dengan media dan publik secara umum juga baik.
Negara dan masyarakat melaksanakan tanggung jawab sosial secara kolektif. Salah satu yang ditekankan adalah pemberlakuan sistem karantina di rumah masing-masing atau di fasilitas yang disediakan negara.
Denda hingga Rp145 juta sampai penjara enam bulan menanti, bagi siapa saja yang keluar rumah sebelum menjalani karantina 14 hari. Insentif Rp1,4 juta per hari juga diberikan kepada warga yang berwirausaha.
Otoritas Singapura juga mewawancarai pasien dan mendata orang-orang yang berisiko terpapar COVID-19. Tes virus corona pun gratis bagi semua yang tinggal di sana.
2. Korea Selatan
Pemerintah Korea Selatan gesit dalam melakukan deteksi Covid-19. Per hari, ada hampir 20.000 orang yang diperiksa petugas medis yang kemudian mengirimkan sampel-sampel warga ke 96 jaringan laboratorium publik dan swasta di seluruh Korea Selatan selama 24 jam.
Pemeriksaan tak hanya dimudahkan dengan adanya fasilitas drive-thru, tapi juga dilakukan tanpa dipungut biaya.
3. Italia
Italia awalnya dituding terlambat merespons penyebaran COVID-19, setelah pasien pertama di kawasan Lombardy gagal dideteksi meski telah memeriksakan diri ke rumah sakit.
Begitu angkanya melonjak, Perdana Menteri Giuseppe Conte langsung mengambil beberapa langkah. Sejumlah kota di Lombardy ditutup.Warga pun dilarang keluar rumah tanpa kepentingan mendesak.Conte pun meningkatkan level respons.
Lockdown atau penutupan diperluas ke seluruh negeri di mana ada 60 juta penduduk yang terdampak.
Kini Roma semakin mengetatkan aturan, mulai dari pelarangan acara perkumpulan publik, keharusan menutup bar, restoran, tempat hiburan, sampai kewajiban menggelar pertandingan sepak bola tanpa penonton selama satu bulan.
Perusahaan-perusahaan juga diwajibkan menutup sementara semua departemen yang tidak bersifat vital. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News