Ngeri, Wartawan Radio Afghanistan Ditembak Mati Orang Tak Dikenal

02 Januari 2021 17:47

GenPI.co - Seorang wartawan radio Afghanistan ditembak mati dalam penyergapan mobil di provinsi tengah Ghor, menjadikannya pekerja media kelima yang tewas dalam dua bulan di Afghanistan.

Wartawan yang tewas itu bernama Besmullah Adel Aimaq (28 tahun). Dia juga sebagai pemimpin redaksi stasiun radio Sada-e-Ghor (Suara Ghor) yang ditembak dan dibunuh dalam perjalanan ke kota Firoz Koh, ibu kota provinsi Ghor, Jumat (1/1/2021).  

BACA JUGA: Trump Larang Penduduk dan Pekerja Sementara Masuk AS

“Sayangnya, Bismellah Adel Aimaq, kepala Radio Sada-e-Ghor, dibunuh oleh orang-orang bersenjata tak dikenal malam ini di Firoz Koh. Dia berusia 28 tahun, dan mulai bekerja dengan Radio Sada-e-Ghor sejak 2015,” kata Wakil Gubernur Ghor, Habibollah Radmanesh, seperti dilansir dari Aljazeera, Sabtu (2/1/2021).

Semnetara itu, Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani mengutuk pembunuhan tersebut. Ia mengatakan pemerintahnya berkomitmen untuk mendukung dan mempromosikan kebebasan berekspresi.

"Taliban dan kelompok teroris lainnya tidak dapat membungkam suara sah jurnalis dan media dengan melakukan serangan semacam itu," kata Ghani lewat akun Twitter pribadinya.

Kendati Ghani menyinggung nama Taliban, belum ada pihak atau kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan Aimaq. Pembunuhan yang menargetkan jurnalis, pejabat pemerintah, dan aktivis hak asasi manusia telah meningkat pesat dalam beberapa bulan terakhir.

Padahal saat ini Pemerintah Afghanistan sedang menjalin pembicaraan damai dengan Taliban di Doha, Qatar. Pada Desember lalu, Taliban menyatakan mereka tidak terlibat dalam aksi pembunuhan jurnalis.

"Pembunuhan Aimaq mengikuti pola yang sama dalam beberapa bulan terakhir, di mana warga Afghanistan terkemuka telah disergap oleh orang-orang bersenjata atau dibunuh dalam serangan bom," tambah juru bicara Gubernur Afghanistan, Aref Aber,

Sebelumnya juga bulan lalu, jurnalis Afghanistan Rahmatullah Nekzad dibunuh di kota Ghazni di timur. Dia ditembak mati oleh penyerang tak dikenal dalam perjalanan ke masjid dekat rumahnya, menurut laporan.

Kemudian, pada November tahun lalu, reporter Radio Liberty Aliyas Dayee tewas dalam serangan bom mobil di kota Lashkar Gah selatan.

Sebagian besar kekerasan telah dilepaskan oleh Taliban ketika mereka berusaha untuk mendapatkan pengaruh dalam pembicaraan damai, yang dibuka pada bulan September di ibu kota Qatar, Doha, tetapi saat ini sedang dalam masa istirahat hingga awal Januari.

Menurut sebuah laporan oleh Komite untuk Melindungi Jurnalis (CJP) yang dirilis pada Desember 2020, bahwa jumlah jurnalis yang dipilih untuk pembunuhan sebagai pembalasan atas pekerjaan mereka meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding tahun lalu.

BACA JUGA: Ultah ke-118, Wanita Tertua di Dunia Minta Doa Ini ke Tuhan

“Secara global, setidaknya 30 jurnalis tewas pada tahun 2020; 21 dari mereka dipilih untuk pembunuhan sebagai pembalasan atas pekerjaan mereka… sementara yang lain tewas dalam pertempuran atau baku tembak atau pada tugas lain yang berubah berbahaya,” demikian pernyataan laporan itu.

Afghanistan menempati urutan teratas dalam daftar negara dengan jumlah pembunuhan yang signifikan.

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co