GenPI.co - Sebanyak 15 warga Palestina terluka dan puluhan lainnya mengalami sesak nafas setelah diserang tentara Israel dengan menggunakan peluru karet dan gas air mata di Tepi Barat, kota Mugayir, Ramallah.
Dilansir dari Anadolu Agency, Minggu (17/1/2021) para petugas medis lalu memberikan pertolongan pertama kepada warga yang terluka oleh peluru logam berlapis karet dan pengunjuk rasa yang lemas setelah menghirup gas air mata.
BACA JUGA: Peneliti: Mutasi Covid-19 Brasil Lebih Berbahaya dari Inggris
Tentara Israel juga menutup pintu masuk kota At-Tuwani di Hebron dan mencegah puluhan orang Palestina mencapainya untuk berpartisipasi dalam demonstrasi guna mengutuk permukiman Yahudi.
Tentara Israel juga menggunakan bom suara yang melukai kaki seorang wanita serta menangkap seorang lansia.
Selain itu, polisi Israel juga dilaporkan telah menjaga ketat di Masjid Al-Aqsa. Orang-orang Palestina dilarang mencapai ke Haram al-Sharif.
Aparat keamanan Israel hanya mengizinkan warga Palestina dan jamaah lainnya sampai titik di Kota Tua dan tidak untuk mencapai Masjid Al-Aqsa.
Bahkan, setiap warga Palestina akan dilakukan pemeriksaan secara ketat di pintu masuk ke Kota Tua. Mereka berjaga dengan membawa perlengkapan senjata perang.
Syekh Al-Aqsa, Imam Yusuf Abu Sneina, mengecam tindakan polisi Israel kepada warga Palestina dan para jamaah yang dilarang untuk mencapai masjid Al-Aqsa.
BACA JUGA: Nuklir China Mulai Nendang, Energinya Kalahkan Amerika
Sementara, juru bicara Hamas, Hazim Qasim menerangkan bahwa langkah baru-baru ini dapat dilihat sebagai bagian dari rencana Israel untuk menghakimi Yerusalem dan menghancurkan identitas Arab Palestina.
"Israel memanfaatkan wabah Virus Corona untuk menjalankan rencana bermusuhannya terhadap Palestina," ungkap dia.
Namun begitu, pemerintah Israel mengklaim penjagaan ketat ini di tengah langkah-langkah ketat dalam melakukan pembatasan sosial atas Covid-19.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News