Drama Pilpres Uganda Memanas, Markas Oposisi Bobi Wine Dikepung

19 Januari 2021 16:01

GenPI.co - Pemimpin oposisi Uganda Bobi Wine mengatakan pasukan Uganda menyerbu markas besar partainya, National Unity Platform (NUP), di Kampala.

Penyerbuan dilakukan lantaran para pejabat oposisi bersiap akan melakukan gugatan hukum terhadap kemenangan, Presiden Yoweri Museveni yang diumumkan dalam pemilihan pekan lalu.

BACA JUGA: Cegah Kematian, Inggris Prioritaskan Lansia Divaksin Covid-19

"Militer dan polisi bersenjata berat sekali lagi menggerebek kantor partai kami di Kampala," ucap Bobi Wine dalam keterangannya, seperi dilansir dari Aljazeera, Selasa (19/1/2021).

Dia juga mengaku, tidak ada yang perizinan masuk atau keluar rumah. Museveni setelah melakukan kecurangan pemilu yang paling keji dalam sejarah, telah menggunakan bentuk intimidasi yang paling tercela.

Sementara, Juru bicara polisi Patrick Onyango mengatakan kantor National Unity Platform (NUP) telah ditutup karena alasan keamanan.

Tetapi dia tidak memberikan rincian lebih lanjut dan tidak mengatakan apakah pasukan benar-benar memasuki gedung di ibu kota.

Sebagai informasi, Komisi Pemilihan menyatakan Museveni yang sedang menjabat terpilih kembali pada hari Sabtu, mengamankan masa jabatan keenam dengan 58,6 persen suara pada 14 Januari.

Mantan bintang pop yang menjadi legislator Bobi Wine berada di urutan kedua dengan hampir 35 persen, tetapi menolak hasil tersebut dan menuduh saingannya menang dengan penipuan.

Sementara, proses pemungutan suara dilaporkan diwarnai oleh pertumpahan darah pra-pemilihan terburuk dalam beberapa tahun, dan tindakan keras berkelanjutan terhadap para kritikus pemerintah dan saingan Museveni. Dalam dua hari protes di bulan November, setidaknya 54 orang tewas.

Pemerintah mengatakan anggota oposisi dan pendukung mereka telah melanggar undang-undang ketertiban umum dan pembatasan Covid-19 pada pertemuan.

Sebelumnya pada hari itu, para pengacaranya digagalkan oleh pasukan keamanan untuk pergi ke rumahnya dalam membahas tahanan rumahnya dan mengambil instruksi pada petisi pengadilan terhadap hasil pemilihan.

Undang-undang memberi waktu kepada pemohon 20 hari setelah hasil diumumkan untuk menantang mereka di Mahkamah Agung.

Kendati begitu, juru bicara polisi, Fred Enanga membantah pasukan keamanan hanya menjaga keamanan di sekitar rumah Bobi Wine sebagai tindakan pencegahan terhadap kemungkinan kerusuhan setelah pemungutan suara yang disengketakan.

BACA JUGA: Lockdown Bikin Belanda Lumpuh! Gas Air Mata di Mana-mana

Polisi juga mengepung rumah kandidat oposisi Kizza Besigye setelah pemilihan presiden tahun 2016, mencegahnya keluar setelah hasil resmi kekalahannya dari Museveni diumumkan.

Saat ini, Amerika Serikat dan Inggris menyerukan penyelidikan atas laporan penipuan dan masalah pemilu di Uganda.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co