GenPI.co - Pemerintah Inggris melaporkan kembali mencatatkan rekor 1.820 kematian akibat Covid-19, Rabu (20/1/2021), melebihi rekor yang ditetapkan hanya sehari sebelumnya.
Sementara, data pemerintah juga menunjukkan ada peningkatan kasus baru, naik menjadi 38.905 dibandingkan dengan 33.355 sehari sebelumnya.
BACA JUGA: Sempat Cari Gara-gara, China Sanksi 28 Pejabat AS, Ini Daftarnya
Melihat kondisi tersbut, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengakui tingkat keparahan pandemi dan memperingatkan akan lebih buruk bisa terjadi mengingat banyaknya kasus.
“Angka-angka ini mengerikan. Dan, tentu saja, kami memikirkan penderitaan yang diwakili oleh setiap kematian itu bagi keluarga mereka dan teman-teman mereka," ucap Johnson, seperti dlansir dari Sky News, Kamis (21/1/2021).
Saat ini pemerintah Inggris telah memberlakukan lockdown nasional ketiga sejak 5 Januari, dengan menutup bar, restoran dan sebagian besar sekolah dan hanya mengizinkan toko-toko penting untuk dibuka.
Orang-orang didesak untuk tinggal di rumah sebanyak mungkin untuk mencegah rumah sakit kewalahan dan memberikan waktu kepada pihak berwenang untuk meluncurkan vaksin Covid-19 kepada orang tua dan mereka yang berisiko tinggi.
Lebih lanjut, menurutnya jumlah kematian akan terus meningkat sampai tingkat infeksi berkurang secara substansial, mengurangi tekanan ekstrim pada layanan kesehatan.
“Jumlah pasien rawat inap Covid-19 (di rumah sakit) saat ini sangat tinggi, dan kami tidak dapat berharap itu turun kecuali kami dapat mencapai tingkat prevalensi yang lebih rendah,” ungkap dia.
Seorang profesor dinamika penyakit menular yang ikut memimpin studi prevalensi REACT-1, Steven Riley turut memperingatkan agar tidak terlalu berharap pada vaksinasi Covid-19.
“Vaksin ini hanya akan berdampak sangat terbatas pada prevalensi dalam jangka pendek saja,” tegas Riley.
BACA JUGA: Pengakuan Dokter Mencengangkan! Gegara Wuhan, Dunia Sempoyongan
Seorang ahli epidemiologi dan kedokteran kesehatan masyarakat dan direktur program REACT, Paul Elliott, menambhak kemungkina tingkat infeksi Covid-19 yang membandel mungkin sebagian disebabkan oleh varian virus yang lebih menular yang muncul akhir tahun lalu.
“Kami benar-benar harus melipatgandakan langkah-langkah kesehatan masyarakat, maka gunakan penutup wajah, jaga jarak dan cuci tangan,” tutur Elliott.
Sebagai informasi, varian baru Covid-19 di Inggris sekarang telah dilaporkan di banyak negara dan banyak yang telah menutup perbatasannya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News