Israel Kirim Penjahat Seks ke Australia, Begini Wujudnya

25 Januari 2021 22:39

GenPI.co - Otoritas Israel telah mengekstradisi seorang wanita atas kasus tuduhan 74 pelecehan seksual terhadap anak-anak di Australia, Senin (25/1/2021).

Malka Leifer, yang dicari atas 74 tuduhan pelecehan seksual anak di Australia, ditempatkan dalam penerbangan hari ini.

BACA JUGA: Biadab, 6 Tentara Mali Tewas Diserang Teroris

Dia diterbangkan hanya beberapa jam sebelum Israel menutup bandara internasionalnya untuk hampir semua lalu lintas udara karena wabah virus corona yang mengamuk.

Media Israel memotret Leifer naik pesawat di Bandara Ben Gurion, pergelangan kaki dan pergelangan tangannya dibelenggu. Pengacaranya, Nick Kaufman, membenarkan ekstradisi tersebut.

Mantan guru dan kepala sekolah berusia 52 tahun yang dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap beberapa mantan siswa di sebuah sekolah Yahudi di Melbourne antara 2004 dan 2008 telah memerangi ekstradisi dari Israel sejak 2014.

Leifer mempertahankan ketidakbersalahannya dan kasus pengadilan yang berlarut-larut serta penundaan berulang atas ekstradisinya menuai kritik dari para pejabat Australia serta para pemimpin Yahudi di negara itu.

Sementara itu, situs berita berbahasa Ibrani, Ynet melaporkan bahwa dia naik penerbangan ke Jerman, di mana dia akan pindah ke penerbangan lain menuju Australia.

Tiga saudara perempuan Dassi Erlich, Nicole Meyer dan Elly Sapper, menuduh Leifer melakukan pelecehan terhadap mereka saat mereka menjadi siswa di sekolah ultra-Ortodoks Melbourne.

Manny Waks selaku Kepala Voice against Child Sex Abuse, sebuah organisasi yang mewakili para korban Leifer, mengatakan ini adalah hari yang luar biasa untuk keadilan.

“Kami sekarang benar-benar dapat menantikan Leifer menghadapi keadilan di Australia atas 74 dakwaan yang dia hadapi,” katanya seperti dilansir dari Aljazeera.

BACA JUGA: Super Ketat, Penguncian Israel Termasuk Larangan Adanya Pelancong

Diketahui, ketika tuduhan terhadapnya mulai muncul pada 2008, Leifer yang lahir di Israel meninggalkan sekolah tempat dia bekerja dan kembali ke Israel, tempat dia tinggal sejak itu.

Kritikus, termasuk korban yang diduga Leifer, telah menuduh otoritas Israel terlalu lama menunda kasus, sementara Leifer mengklaim dia secara mental tidak sehat untuk diadili.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co