AS Serang Iran, OMG Kiamat Makin Dekat, Manusia Bisa Mati Berdiri

26 Februari 2021 18:43

GenPI.co - Amerika Serikat dilaporkan telah menyerang Iran dengan jet tempur yang menjatuhkan tujuh bom presisi dipandu Joint Direct Attack Munition 500-lb.

Serangan itu kabarnya mengenai tujuh sasaran, termasuk penyeberangan yang digunakan oleh kelompok bersenjata untuk memindahkan senjata melintasi perbatasan.

BACA JUGA: 1 Desa Isinya 3.000 Janda, Yang Baca Bisa Gemetar

Serta, menghancurkan beberapa fasilitas di titik kontrol perbatasan yang digunakan oleh sejumlah kelompok militan yang didukung Iran, termasuk Kata'ib Hezbollah (KH) dan Kata'ib Sayyid al-Shuhada (KSS).
 
"Serangan ini diotorisasi sebagai tanggapan atas serangan baru-baru ini terhadap personel Amerika dan Koalisi di Irak, dan ancaman yang sedang berlangsung terhadap personel tersebut," demikain pernyataan Pentagon, seperti dilansir dari AFP, Jumat (26/2/2021).

Laporan mengatakan serangan itu menargetkan pangkalan udara Imam Ali di dekat Al Bukamal, daerah perbatasan dekat Irak.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan lebih dari selusin pejuang pro-Iran tewas.

“Serangan itu menghancurkan tiga truk yang membawa amunisi. Ada banyak korban. Indikasi awal adalah sedikitnya 17 pejuang tewas, semuanya anggota Pasukan Mobilisasi Populer,” ujar direktur SOHR Rami Abdul Rahman.

Kelompok itu menerangkan semua korban tewas berasal dari Hashed al-Shaabi, organisasi payung yang mencakup KH dan KSS.

Namun, seorang pejabat KH mengatakan kepada The Associated Press hanya satu orang tewas, sementara beberapa lainnya luka-luka. Dia berbicara dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang untuk berbicara tentang serangan itu.

Tindakan Amerika Serikat itu dilakukan setelah serangan hampir dua minggu lalu di pangkalan militer utama di dalam bandara di Erbil, yang menewaskan satu kontraktor sipil asing dan melukai sedikitnya sembilan lainnya, termasuk seorang tentara Amerika.

Pasukan asing yang dikerahkan sebagai bagian dari koalisi pimpinan AS yang telah membantu Irak melawan kelompok bersenjata ISIL (juga dikenal sebagai ISIS) sejak 2014, ditempatkan di situs tersebut.

Sebuah kelompok bayangan yang menamakan dirinya Awliya al-Dam - atau Penjaga Darah - mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dan mengatakan akan terus menyerang "pendudukan" pasukan Amerika di Irak.

Dikeathui, pernyataan Pentagon menggambarkan tanggapan militer AS sebagai "proporsional", terkoordinasi dengan langkah-langkah diplomatik dan dilakukan dalam konsultasi dengan mitra koalisi.

"Kami telah bertindak dengan cara yang disengaja yang bertujuan untuk menurunkan situasi secara keseluruhan baik di Suriah timur dan Irak," jelas mereka.

Sementara, Hillary Mann Leverett, CEO dari konsultan risiko politik Stratega, mengatakan serangan udara itu mengirimkan pesan tentang loyalitas pemerintahan Biden di wilayah tersebut.

“Pemerintah mencoba untuk menggambarkan serangan militer pertama ini sebagai yang terukur. Serangan roket yang menurut pemerintah AS dilakukan, tidak hanya di Irak. Ada laporan bahwa mereka juga ada di Arab Saudi. Seruan itu termasuk tekad untuk melindungi Arab Saudi dari ancaman eksternal,” tambahnya.

Serangan itu diikuti beberapa hari kemudian, di pangkalan yang menampung pasukan AS di utara Baghdad. Setidaknya satu kontraktor terluka dalam serangan itu.

BACA JUGA: Inggris Beri Sanksi 3 Jenderal Myanmar Soal Kudeta, Isinya...

Roket juga menghantam Zona Hijau Baghdad pada hari Senin yang menampung kedutaan AS dan misi diplomatik lainnya.

Beberapa pejabat Barat dan Irak mengungkapkan serangan itu, yang sering diklaim oleh kelompok yang kurang dikenal, dilakukan oleh militan yang terkait dengan Kata'ib Hezbollah sebagai cara bagi sekutu Iran untuk mengganggu pasukan AS tanpa dimintai pertanggungjawaban.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co